“Mereka (petani) ini menunggu cuaca baik karena tidak ada orang panen menggunakan mesin Combine saat hujan. Tapi, ternyata bukannya hujan berhenti, malah yang terjadi banjir. Makanya, satu dua hari ini masih dipantau perkembangan kondisi padi-padi itu,” katanya.
Ia mengatakan, secara keseluruhan luas sawah di Kota Baubau sekitar 1.290 hektare. Namun, pada terjadi banjir, persawahan selain 15 hektare tersebut sudah selesai panen.
“Semua sawah itu terendam banjir, tapi yang lain sudah tidak ada padinya. Jadi, kita tinggal lihat yang 15 hektar ini kalau sudah berkecambah berarti tidak jadi beras lagi, tapi tumbuh baru. Kalau benar-benar puso, maka kerugian bisa ditaksir enam ton beras kali 15 hektar,” katanya.
Lebih jauh, kata Rais, pada dasarnya banjir yang menerjang persawahan di wilayah Bungi selalu terjadi setiap tahun. Pihaknya menduga penyebab utamanya ada di hulu yaitu hutan di bagian atas yang sudah pada hancur.
“Sehingga kalau terjadi air bah, itu langsung persawahan. Makanya, sekarang pak Wali Kota sudah memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup mengajukan ke pemerintah pusat untuk rehabilitasi bekas tambang di Sorawolio,” ujarnya.(exa)