Penanganan Stunting Harus Dilakukan Secara Bersama

  • Bagikan
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN RI, Prof Muh Rizal Martua Damanik memberikan penjelasan seputar stunting di mimbar aula salah satu hotel di Baubau, Jum'at. Dalam kegiatan itu, Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse juga mengingatkan tentang bahaya stunting bagi masa depan bangsa.(Foto Texandi).
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN RI, Prof Muh Rizal Martua Damanik memberikan penjelasan seputar stunting di mimbar aula salah satu hotel di Baubau, Jum'at. Dalam kegiatan itu, Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse juga mengingatkan tentang bahaya stunting bagi masa depan bangsa.(Foto Texandi).

BUTONPOS, BAUBAU – Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse menggambarkan stunting sebagai sesuatu yang mengerikan. Monianse bahkan menganggap gangguan tumbuh kembang pada anak itu bisa menjadi momok berbahaya bagi bangsa.

Hal itu diungkap saat membuka orientasi pemanfaatan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) di Baubau, Jum’at (26/8). Kegiatan yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Sultra itu turut dihadiri Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Pusat, Prof Muh Rizal Martua Damanik.

“Kita harus mengubah cara berpikir jadi takut stunting. Kalau tidak ada rasa ketakutan, maka kita tidak akan pernah berhasil mencegah stunting ini. Sehingga penanganan (stunting) ini harus dengan bergerak bersama,” kata Monianse.

Menurut politisi PDI-Perjuangan ini, pelibatan salah satu petinggi TNI dalam ‘perang’ melawan stunting membuktikan bahwa pemerintah tidak main-main dalam penanganan masalah nasional tersebut. “Ini menandakan (stunting) merupakan ancaman yang serius bagi bangsa,” tuturnya.

Di Baubau, beber mantan anggota DPRD Baubau ini, pihaknya mencatat setiap 100 anak lahir terdapat sekira 27 orang mengalami stunting. Pun, ia mendorong semua pihak untuk terlibat dalam penanganan stunting demi menciptakan generasi bangsa yang sehat dan kuat.

“Stunting ini bukan saja urusan BKKBN dan Dinas Kesehatan. Sebab, stunting bukan hanya dari faktor kesehatan, tapi juga bisa muncul dari kerusakan infrastruktur seperti jalan berlubang-lubang yang mengguncang tubuh dan minimnya penyediaan air bersih,” imbuhnya.

Wali Kota juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya orientasi pemanfaatan aplikasi Elsimil sekaligus pengukuhan organisasi Juang Kencana di Baubau. Edukasi penggunaan Elsimil dan kehadiran Juang Kencana tersebut diharapkan menjadi ‘amunisi’ ampuh dalam menekan stunting.

“Orang-orang Juang Kencana ini merupakan pensiunan yang pernah berkecimpung di BKKBN atau penyuluh KB. Mestinya mereka sudah beristirahat, tetapi negara masih membutuhkan tenaganya untuk menekan musuh bersama yaitu stunting,” ujarnya.

  • Bagikan