Di tempat yang sama, Ketua RT 04/RW 03 Liwuto, La Ode Arwahid mengatakan, dampak terparah dari ombak besar di musim barat itu dirasakan ada enam rumah di Tanjung Batu. Rumah-rumah itu dihuni oleh tujuh Kepala Keluarga (KK).
“Sebenarnya sudah bertahun-tahun kita usulkan pembangunan talud pemecah ombak 200 meter ke laut. Itu usulkan melalui (Musrenbang) Musyawarah Perencanaan Pembangunan termasuk ke calon-calon anggota DPR. Tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut, hanya janji-janji saja,” tandas Arwahid.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau telah mencatat fenomena di pesisir Tanjung Batu Puma itu. BPBD akan mendorong pembuatan talud pemecah gelombang di lokasi tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Sesuai desain dari konsultan, talud pemecah ombak di Puma berukuran sekitar 450 meter persegi. Estimasi biaya yang dibutuhkan berkisar Rp 8,6 miliar,” jelas Kabid Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Baubau, Hamkah dikonfirmasi wartawan.(exa)