“Itu paradigma (cara pandang, red) orang yang keliru. Banyak pemimpin tidak punya utang, bisa membangun. Daerah sudah punya anggaran, sudah punya dana transfer, punya DAU (Dana Alokasi Umum, red), punya DAK (Dana Alokasi Khusus, red),” beber Abu Hasan.
Mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi ini juga menegaskan bahwa Buton Utara masih daerah yang baru mekar, sehingga pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak seperti membalik telapak tangan. Untuk apa membangun dengan cara berutang? “Aspal itu berapa lama kira-kira bisa bertahan?; Empat tahun paling lama, utang berapa Delapan tahun. Setelah itu aspalnya rusak lagi, mau berutang lagi?,” tegas Abu Hasan.
Saat ditanya bagaimana melakukan pembangunan tanpa harus berhutang, sebagaimana obsesi pak Abu? Seperti pembangunan di daerah lain yang tidak berutang.
“Kita bisa optimalkan sumber daya anggaran yang ada secara efisien, efektif dan produktif sehingga pembangunan fisik material. Pada saat yang bersamaan dengan pembangunan ekonomi kerakyatan, sosial budaya dan agama, lima tahun bisa kita lakukan tanpa utang,” jelas Abu Hasan, pemenang suara kedua pada Pilkada Butur periode 2010-2015 silam. (mus)