Jadi, lanjut Djusman, hadirnya Abdul Hayat Gani mendampingi Pj Gubernur Bahtiar dalam acara penyambutan di kantor Gubernur ini terkesan tidak mengindahkan nilai-nilai dalam tata sistem pemerintahan yang baik.
“Bahkan justru dapat meruntuhkan kewibawaan Pemprov Sulsel di mata masyarakat. Masa orang yang bermasalah turut mendampingi Pj Gubernur dan ikut menyalami OPD ketika acara penyambutan pemimpin? Ini menggelikan sekaligus mengundang banyak pertanyaan”, katanya.
Antara lain, apakah Pj Gubernur tidak tahu bahwa orang yang mendampinginya ini tengah bermasalah secara hukum?
“Saya pikir sosok sekelas Pj pasti tahulah. Lalu mengapa dia mau melakukan hal tersebut? Ini yang membuat saya berasumsi bahwa Pj Gubernur ini punya kecenderungan tidak mengindahkan persepsi tentang tata pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN”, kata Djusman.
Dan bila asumsi ini benar, katanya, maka tak ada jaminan bahwa Sulsel ke depan akan menghadirkan pemerintahan yang anti korupsi.
“Dengan kejadian seperti itu, saya menilai masa depan tata kelola pemerintahan di Provinsi Sulsel cenderung buram dan memprihatinkan”, pungkasnya. (*)