BUTONPOS.PJ Gubernusr Sultra, Andap Budhi Revianto mencetuskan swasembada aspal Buton.
Hal itu terungkap dalam pidatonya yang dibacakan Seprov Sultra, Asrun Lio saat membuka Lokakarya Nasional Memperingati 100 Tahun Aspal Buton Tahun 2024 bertema: Optimalisasi Pengelolaan Aspal Buton Sebagai Aset Nasional di Tamimu Ballroom Nirwana Buton Villa, Selasa (14/5) lalu.
“Pj Gubernur memberikan beberapa rekomendasi kepada semua pihak yang terkait untuk bersatu dalam mencapai swasembada Aspal Buton. Arahan Pj Gubernur, pertama, memasukkan program ekstraksi atau hilirisasi aspal Buton kedalam daftar proyek strategis nasional,” papar Asrun.
Dikatakan, walaupun program hilirisasi hanya berfokus pada komuditas ekspor, dan aspal cenderung menjadi komuditas impor, namun dengan meningkatkan kualitas produksi lokal serta melihat deposit aspal alam di Pulau Buton, yang mencapai 662 juta ton.
Kedua, mengubah paradigma dari program hilirisasi aspal Buton menjadi program swasembada Aspal. Ini bukan hanya soal pengurangan ketergantungan aspal impor yang telah berlangsung selama 45 tahun, tetapi juga memperkuat posisi negara dalam perdagangan internasional.
Ketiga, mengajak mengajak instansi pemerintah dan perusahaan swasta untuk bekerjasama dalam mempercepat proses pengurusan IUP pengolahan aspal serta izin pabrik ekstraksi berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh riset dan teknologi center Pertamina bahwa harga aspal Buton ekstraksi lebih rendah dari aspal impor.
“Nanti akan diperkuat lagi dengan keberadaan Loka Litbang. Risetnya di Loka Litbang,” kata Asrun.
Berikutnya, mendorong assesement lebih lanjut terhadap hasil studi kelayakan untuk memahami alasan mengapa studi kelayakan tersebut tidak diimplementasikan dalam bentuk pembangunan pabrik ekstraksi aspal serta untuk mengetahui kendala-kendala yang perlu diatasi dalam menggerakan industri ekstraksi aspal Buton
Terakhir, terkait regulasi pada E-katalog Provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya Aspal Buton, sudah ada sejak akhir tahun 2023. Jenis-jenisnya sangat berfariasi dan terus melakukan uji terhadap berbagai jenis varian-varian baru terhadap aspal Buton.
Melibatkan legislatif dari Dapil Sultra untuk memberikan dukungan yang diperlukan serta menyuarakan, menyerukan inisiasi swasembada aspal secara luas ditingkat nasional.
“Bersama-sama untuk berkomitmen dalam meningkatkan pengelolaan aspal Buton, swasembada aspal bukan hanya sekadar upaya untuk menghentikan impor, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam memperkuat harga diri dan kedaulatan bangsa,” papar Asrun.
Kata dia, sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendorong Kabupaten Buton bangkit kembali sebagai wilayah industri penghasil aspal strategis. “Saya yakin dengan kerjasama yang erat kita bisa mencapai visi bersama untuk menjadikan aspal Buton sebagai aset nasional yang benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi bangsa dan negara, terlebih lagi untuk masyarakat Buton,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Bupati Buton, La Ode Mustari menerangkan, sudah 100 tahun aspal Buton tetapi belum menunjukkan kontribusi yang nyata pada pembangunan bangsa khususnya Kabupaten Buton.
Sebagaimana diketahui sejak dahulu kala, Aspal Buton sudah terkenal sekali. Pertama, di zaman kolonial Belanda tahun 1925, dulu dikenal dengan Butas, Buton Aspal. Selanjutnya penjajahan Jepang tidak terjadi aktivitas pertambangan di Buton.
“Setelah itu masuk zaman Orde Baru. Kita kenal dengan Perusahaan Aspal Negara (PAN). Penggunaan aspal Buton untuk provisi, kabupaten, kota di Indonesia saat itu luar biasa,” ujarnya.