Untuk itu, hampir semua jemaah mencoba naik meskipun awalnya merasa takut saat melihat tingginya gondola yang tergantung-gantung di atas tanah. Karena penasaran maka mereka tetap naik dan mencoba kereta gantung tersebut.
Setelah meluncur dari ketinggian hampir satu jam, Kereta gantung itu berhenti di lembah yang dipenuhi oleh bangunan yang dibentuk untuk spot-spot foto pengunjung. Diantara bangunan-bangunan tersebut terdapat gerai-gerai kuliner yang memanjakan para jemaah. Mulai dari kedai kopi, es krim, minuman ringan, hingga makanan berat.
Kuliner yang paling laris adalah bakso. Meskipun harganya cukup mahal karena pembeli harus merogoh kocek 20 Rial atau senilai Rp 90 ribu semangkok tetapi jemaah tetap merebut menikmatinya. Saking mahalnya harga semangkok bakso tersebut, sampai-sampai salah satu jemaah yaitu WD Hj Al Zarliani Sadafin yang juga Rektor Universitas Muhamadiyah Buton berseloroh bahwa bakso di Taif merupakan bakso termahal di dunia.
Katanya bahwa bukan hanya karena harganya Rp 90 ribu per mangkok tapi dengan membayar biaya ONH Rp 56 juta lebih baru bisa ketemu Bakso Taif. Untuk menikmatinya harus naik pesawat dari Baubau-Makassar-Jeddah/Mekkah dan lanjut naik bis Mekkah-Taif. Yang bikin lucu lagi ternyata penjualnya adalah orang Jawa yang memang audah lama tinggal di Saudi Arabia.
Setelah puas berfotoria dan jajan kuliner para jemaah kembali naik kereta gantung untuk kembali ke tempat pemberangkatan awal. Sepanjang jalan para jemaah disuguhi pemandangan yang menakjubkan berupa perbikitan batu yang sangat tinggi yang dibawahnya terdapat jalan raya yang berkelok-kelok dan alur sungai kering yang curam yang kemungkinan bila turun hujan akan mengalirkan air yang sangat deras.
Selesai dari berkunjung dari tempat wahana kereta gantung jemaah singgah di masjid Abdullah Bin Abbas atau lebih di kenal Ibnu Abbas merupakan sahabat Nabi yang banyak meriwayatkan perjalanan Nabi semasa hidupnya.
Dari berkunjung ke makam Ibnu Abbas, jemaah singgah di tempat penyulingan minyak wangi. Penyulingan yang masih tradisonal ini merupakan alat untuk mendapatkan minyak wangi dari bunga- bunga yang ditanam salah satunya adalah bunga mawar. Bunga dan aneka minyak wangi ini merupakan daya tarik para turis dan pelancong untuk membelajakan uangnya di kota Taif. Dengan aneka produk minyak wangi alami ini para jemaah tidak segan-segan merogoh koceknya untuk membelinya baik dipakai sendiri maupun untuk oleh-oleh.
Selesai berkunjung ke penyulingan ninyak wangi jemaah singgah di masjid daerah Qarnul Manazil untuk melakukan sholat sunah sekaligus melakukan Miqot niat berumrah bagi jemaah yang akan melakukan umrah.
Usai melakukan perjalanan dari kota Taif bagi jemaah yang akan melakukan umrah langsung menuju ke Masjidil Karam, dan yang tidak umrah menggunakan bis lain langsung menuju hotel. “Yang pasti pada malam harinya para jemaah dapat rileks kembali sambil melihat-lihat foto hasil jeptetan hasil perjalanan ziarah ke kota Taif,” pungkas pejabat eselon I di Kementerian PUPR ini.(IRWANSYAH AMUNU)