Empat Pilar Sultra, Buton, Muna, Kendari, dan Kolaka. Sjafei Kahar: Sulawesi Tenggara Milik Kita

  • Bagikan
EMPAT PILAR: Ir H LM Sjafei Kahar berharap figur empat pilar dipercaya untuk menjadi kepala daerah dalam Pilgub Sultra nanti.(IRWANSYAH AMUNU)

Kita sudah bangun dari 64, berarti 36 tambah sekarang 24, 54 tahun, baru sekarang waktunya kita menikmati, kita serahkan pada orang lain.

Hanya kita dikirim beras 5 kilo. Kita jual daerah kita dengan beras 5 kilo.

Kirim beras 5 kilo, ada fotonya disitu. Padahal selama ini tidak pernah kita kenal orangnya.

Jadi, mari kita satukan kata, satukan pikiran. Sulawesi Tenggara milik kita, empat pilar.

Dan siapa pun, yang atur tetap dari empat pilar. Dari dulu, dulu saja kita sudah jaga, apalagi sekarang sudah bagus.

Ibarat wanita sudah tambah cantik. Bukan tambah tua, dia tambah muda.

Kita harus jaga, siapa pun sepakat. Harus kita atur sendiri. Yang penting dari yang memperjuangkan.

Karena sekarang ada lagi. Dari kita-kita juga.

Ada katanya calon dari putra Bombana. Saya cek tim saya dari Bombana, kebetulan semua tim saya dari Bombana keluarga dari Sulawesi Selatan. Ah, tidak katanya, tidak ada keluarganya dari Bombana. Nanti mau maju katanya baru kesini.

Coba, ini kan. Saya sayangkan tokoh-tokoh lokal kita. Menafikan kerja empat pilar, lalu mendatangkan yang lain.

Jadi, mari kita bersatu. Bagi saya, siapa pun yang penting dari empat pilar.

Kalaupun saya ada peluang, kan pantas juga. Alhamdulillah.

Mudah-mudahan kita bisa sepakat, bahwa Sulawesi Tenggara milik kita. Tetap milik kita, dan kita yang atur.

Terkait dengan fenomena sekarang yang konstalasinya semakin meninggi menjelang pendaftaran pada bulan Agustus nanti, apa yang mau disampaikan pada figur yang maju untuk wejangan empat pilar tersebut?

Mari yang pertama, untuk para figur kita bersaing sehat saja. Karena begini, kalaupun saya mau jadi calon Gubernur DKI, bisa. Ada modal saya bupati dua periode.

Asal kuat uang beli partai. Tapi sampai calon. Kalau mau jadi Gubernur DKI, sampai Kucing bertanduk tidak mungkin saya dipilih disana.

Sama juga kita. Masa ada kader yang sudah membangun, berjasa, datang orang baru. Baru bicara, belum ada juga pembangunan di tempat lain, kita mau kasih.

Kalau mau calon, bersaing, kita ini di Sulawesi Selatan bisa. Asal siap partai atau independen. Tapi kalau mau jadi Gubernur Sulawesi Selatan, sampai juga Kucing ada tanduknya tidak mungkin kita jadi gubernur disana.

Lalu daerah kita, milik kita, kita mau kasih orang.

Terkait antara (Sultra) daratan dan kepulauan, selama ini muncul asumsi tersebut, berarti untuk Pilgub ini idealnya begitu? Daratan dan Kepulauan?

Ya, (Sultra) Daratan dan Kepulauan. Tinggal giliran, abis 01, 02 lagi.

Apa yang mau disampaikan kepada masyarakat Sultra, khususnya Kepulauan Buton?

Jadi begini, saudara-saudaraku di Pulau Buton, kalau ada lagi beras datang ada foto, bilang saja, tolong kasih yang lain, disini masih ada beras.

Tapi kalau sudah terlanjur diterima, ambil saja, tidak ada dosanya. Karena tidak pernah ketemu dia, bahwa bawa beras nanti kita dukung jadi gubernur.

Terima saja, halal itu. Lepas fotonya dan lupakan fotonya. Pilih dari empat pilar, Ibu Tina.

Terakhir soal Kepton, apa yang bisa disampaikan?

Jadi saya kalau ada, misalnya Pak Rusda. Saat kita diskusi, bagaimana dengan Kepton? Saya tidak tanya pembagian tugas.

Ada yang tanya saya, kira-kira tidak ada keributan? Saya jamin saya bukan orang neko-neko. Tidak ada keributan dengan 01 saya. Kecuali tidak dukung Kepton.(***)

  • Bagikan

Exit mobile version