BERHARAP semua sekolah favorit adalah harapan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, Eko Prasetya. Bagaimana mewujudkannya? Berikut wawancaranya bersama wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.
Saya dengar ada inovasi Sister School, bisa dijelaskan soal itu?
Kita insyaallah ke depan ada sedikit inovasi baru, kaitannya dengan bagaimana menjawab dalam tantangan terdekat. Artinya dunia pendidikan kita butuh sentuhan baru, bagaimana caranya dalam jangka yang cukup tidak cukup lama, kita bisa dapat merasakannya salah satunya kita akan buat program namanya Sister School.
Sister School ini adalah bagaimana satu sekolah yang favorit nanti akan membawa dua atau sampai tiga sekolah yang menjadi saudaranya. Sebagai konsep saudara, sister itu adalah bagaimana suksesnya sekolah umpama salah satunya kita ambil contoh SMP 1. Bisa sukses kalau saudaranya juga sukses.
Jadi berbagi cerita kesuksesan, bagaimana membangun ekosistem sekolah yang bagus, kemudian ekstrakurikuler yang bagus. Kemudian yang kedua adalah bagaimana meningkatkan partisipasi siswa didik, bisa mempunyai prestasi yang luar biasa.
Tentu disetiap sekolah ada best praktis-nya. Dengan harapan beberapa praktek-praktek baik yang berada di sekolah-sekolah yang boleh dikatakan tadi dalam tanda kutip favorit mampu menular.
Nah ketika mampu menular, apa yang hari ini kita hadapi dengan isu PPDB. Banyak orang tua siswa mendaftarkan anaknya pada sekolah tertentu, kembali lagi masalah kepercayaan.
Tentu kepercayaan ini ada basic atau latar belakangnya salah satunya karena sekolah itu memang keren. Ekstrakurikulernya keren, prestasi keren, kegiatan lainnya betul-betul muncul dengan penanganan yang serius.
Dengan penanganan yang bagus, diharapkan best praktis dengan program Sister School dapat memberikan manfaat kepada sekolah-sekolah lain. Artinya kalau kita pengen berlari kencang, kita pengen berlari ke depan, mari kita bergandengan tangan bersama sekolah-sekolah lain.
Kita berharap dalam tidak terlalu lama program ini bisa menular, kemudian memberikan impact kepada sekolah-sekolah yang menjadi saudaranya. Sehingga harapan kita, kita punya PR satu tahun ke depan untuk bagaimana, bahasa kita kemarin scale up, level up sekolah-sekolah. Sehingga orang tua siswa insyaallah kita berharap di 2025, tidak lagi kebingungan mencari sekolah bagi para peserta didik.