“Siapapun dia, laki-laki atau perempuan, tua atau muda silahkan,” cetusnya.
Sjafei mengaku soal empat pilar Sultra, Buton, Muna, Kendari, dan Kolaka, di media, dirinya paling keras. “Ya, jangan salakan saya, kami ini ada pengalaman pahit. Saya merasakan, karena saya sudah SMP,” ungkapnya.
Diuraikan, Buton lahir 1959 atas perjuangan berat tokoh-tokoh Buton sendiri. Bupati berikutnya hanya periode pertama dan kedua, asli Buton.
Setelah itu 22 tahun, kata Sjafei, dijabat orang luar Buton. “Apakah orang Buton tidak berjuang untuk itu? Berjuang tapi tidak bisa tembus, tidak bisa tembus 22 tahun,” ulasnya.
Diterangkan, nanti setelah 22 tahun, Kolonel Haji Saidoe berhasil menjadi Bupati Buton.
“Apakah 22 tahun ini kita ingin terjadi di Sulawesi Tenggara? Begitu lepas, sudah berat untuk direbut kembali, dan tidak ada lagi cerita ada orang Sulawesi Tenggara mau jadi gubernur,” bebernya.
“Kalau dilepas ini Sulawesi Tenggara, orang Sulawesi Tenggara mau jadi gubernur dimana?” tanyanya.
Kata Sjafei, semangat ini sama daerah lain. Orang Sulawesi Utara dia ingin gubernurnya orang Sulawesi Utara.
Sulawesi Barat dia ingin gubernurnya orang Sulawesi Barat. “Sulawesi Selatan begitu juga, Jawa begitu juga, bukan hanya kita,” katanya.
“Kita ini NKRI, tapi soal kearifan lokal perlu juga dihargai, dijunjung tinggi,” pungkasnya.(IRWANSYAH AMUNU)
