”Dari masjid Kuba, kami melanjutkan perjalanan ke Jabal Uhud,” imbuh Sunaryo.
Jabal Uhud termasuk bukit terbesar di Madinah yang memiliki sejarah panjang. Di tempat tersebut, pernah terjadi perang hebat antara 700 kaum Muslimin melawan 3.000 kaum musyrikin Makkah. Dalam pertempuran itu, 70 tentara muslim gugur, satu di antaranya paman nabi yakni Hamzah bin Abdul Mutalib. ”Di tempat ini, kami mendoakan para syuhada yang gugur dalam perang,” kata Sunaryo Mulyo .
Usai mengunjungi Jabal Uhud, para jemaah berkunjung ke kebun kurma. Di tempat ini para jemaah menikmati dan belanja segala macam jenis kurma, mulai dari kurma sukkary, safawi, hingga ajwa. Para jemaah juga bisa bersantai dengan duduk-duduk di bawah rindangnya pohon kurma. ”Kami merasa senang karena pas musim kurma berbuah, dan bisa melihat langsung dari pohon dan menyicipi berbagai jenis buah kurma,” jelas Sunaryo Mulyo.
Puas belanja dan berwisata di kebun kurma, rombongan jemaah haji Baubau kembali Hotel dan setelah istirahat sejenak lanjut ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan salat lima waktu.
Terhadap kepulangan ketanah air sendiri awalnya dijadwalkan pada tanggal 17 Juli 2024. Namun dengan adanya kerusakkan mesin pesawat Garuda yang membawa jemaah kloter UPG 31 Senin, 15/7/2024 sehingga baru bisa berangkat Selasa (16/7/2024) membawa dampak tergesernya keberangkatan pada kloter berikutnya, termasuk kloter UPG 35 menjadi Kamis (18/72024).
Meskipun ada rasa kekecewaan yg mendalam terhadap penundaan ini namun para jemaah tetap semangat melakukan salat di masjid Nabawi sekaligus mempersiapkan kepulangan ke tanah air.
“Sudah sangat kangen dengan sambel terasi dan ikan bakar, dan tumis ikan lurik bikanan sendiri,” Ujar Haji Marsudi salah satu jemaah yang sudah tidak sabar untuk merasakan masakan favoritnya.(IRWANSYAH AMUNU)