La Bakry-Aris Marwan Saputra (BERKAWAN). PASANGAN KELAS BERAT, MELEJITKAN BUTON BERKALI-KALI LIPAT

  • Bagikan
MELEJITKAN BUTON: La Bakry, calon Bupati Buton dalam wawancara podcast bersama Pemred Buton Pos, Irwansyah Amunu. Duet Aris Marwan saputra ini akan melejitkan Buton beerkali-kali lipat.(IST)

Kita sudah melakukan pengkajian. Masyarakat Kabupaten Buton, punya masyarakat lebih dari 60 persen adalah petani. Tetapi juga segala urus, nelayan.

Kami sering istilahkan amfibi, karena di musim ombak, musim Timur mereka berkebun. Di luar musim itu, mereka juga melaut. Jadi tidak satu mata pencarian. Rata-rata di masyarakat kabupaten sebagian besar seperti itu.

Nah untuk di bidang pertanian, kalau kita hanya mengharapkan apa yang hari ini. Kita tidak letakkan di lima tahun ke depan, maka posisi produk-produk pertanian dan perikanan yang subsistem masih terus akan berlangsung.

Kalau tidak kita kelola dengan manajemen bisnis, profesional, yang baik. Maka kata-kata bisnis, usaha, wiraswasta harus terus digaungkan kepada kepada anak-anak muda kita. Sehingga mereka terbawa arus pemikirannya ke bisnis, ke usaha perdagangan dan seterusnya.

Setelah kita kaji, di Buton banyak komoditas, ada Palawija. Tapi itu kan jangka pendek, untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.

Ada kebutuhan komoditas jangka panjang, ada jambu mete, coklat, kopi, kelapa, pala. Beberapa tanaman hutan lain seperti kemiri.

Nah, yang lain ini seperti coklat memang bagus. Tapi beberapa waktu lalu agak mandek. Karena cokelat kalau tidak telaten agak manja. Memang harus terus dirawat, diperhatikan. Sehingga tampaknya kurang memberi harapan untuk di diteruskan. Kalaupun yang ada, silakan tapi untuk massal agak riskan.

Menurut saya, nanti itu bisa kita minta bantuan akademisi untuk mengkaji. Kalau jambu, per tahun. Kadang-kadang per tahun juga tidak memberi hasil yang memadai.

Sehingga untuk kita harapkan menjadi komoditas bisnis unggulan, dalam rangka menuju Indonesia Emaas 2045, juga agak riskan. Karena tidak memberi pendapatan yang berkelanjutan sepanjang tahun.

Harapkan di waktu itu, berkelanjutan, sustainable dan tentu saja memberi jaminan penghasilan yang lebih tinggi. Kemudian kopi hanya beberapa kawasan seperti Kaongke-ongkea dan sekitarnya. Disebagian besar ini tidak cocok.

Dari semua komoditas itu, yang bisa ada disemua wilayah Kabupaten Buton hanya dua, pala dan kelapa. Pala dan kelapa sebagai sumber pangan dan berbuah sepanjang tahun. Hampir seluruhnya, buah kelapa menjadi produk industri. Sehingga bisa dikeluar secara bisnis profesional.

Pala juga begitu, harga komoditasnya tinggi dan juga bahan pangan. Bahan untuk pembuatan macam-macam obat-obatan. Lalu rempah-rempah untuk makanan jadi, kebutuhan sepanjang tahun. Diseluruh dunia membutuhkannya.

Nah dari kajian itu, maka yang mampu memberi kontribusi pendapatan berkelanjutan sepanjang tahun menyongong Indonesia Emas untuk sektor agrobisnis, agropertanian, dua komoditas harus digalakkan pala, dan kelapa.

Pala harganya bagus. Per kilo hari ini saja sudah mendekati 100.000. Kalau fulinnya sudah di 200an ribu. Dia memberi hasil sepanjang tahun.

Kelapa juga begitu. Bisa saling mengisi di antara sela pohon. Kelapa bisa ditanami dan seterusnya untuk jangka panjang.
Selain agrobisnis, hortikultura misalnya yang jangka pendek juga tetap. Supaya bisa menopang hidup masyarakat dan juga men-supplly kebutuhan gizi masyarakat Kabupaten Buton dan sekitarnya.

Terakhir adalah bisnis perikanan karena Buton juga salah satu penghasil ikan tuna dan lain-lain. Ini pun harus di-manage dengan prinsip-prinsip bisnis. Sehingga bantuan stimulan dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, maupun pemerintah pusat bisa ikut mendorong produksi.

Tetapi ada arahan kepada mereka supaya jangan bantuan selesai, terus selesai. Harus di-manage secara bisnis.

Misalnya kita bantu untuk menangkap tuna. Jangan hanya satu unit. Mungkin satu atau dua tahun sudah harus meningkat. Bukan hanya satu, tapi sudah dua, karena bantuan berkelompok. Sehingga pada suatu saat mereka satu kelompok punya beberapa armada tangkap yang akan meningkatkan produktivitas.

Berarti pengelolaan tangkapan harus dengan cara-cara bisnis. Misalnya kalau menangkap, sekali turun. Lalu ada hasilnya, jangan 100 persen dibagi, dikonsumsi. Tapi hendaknya ada yang disisihkan sekian persen, sesuai kesepakatan untuk menjadi modal yang disimpan.

Sehingga mungkin dalam waktu setahun, atau kurang dari setahun bisa membangun, membuat lagi satu untuk tangkapan tuna yang dia bikin lagi. Nah sehingga sekali turun bukan hanya satu berkelompok, tapi bisa dua. Berarti akan meningkatkan pendapatan dan seterusnya, termasuk dalamnya adalah industri perikanan.
Sebetulnya kita juga sudah komunikasi, bahkan pernah saya berkomunikasi dengan BUMN yang mengelol perikanan, PT Perindo, Perikanan Indonesia. Untuk bisa membangun industri perikanan di Buton.
Kalau misalnya masyarakat Kabupaten Buton memberi amanah lagi, maka itu bisa kita letakkan dasar-dasar yang kokoh. Melengkapi kemarin yang sudah diletakkan bupati sebelumnya.

Bakry-Wawan, BERKAWAN akan memantapkan posisi itu. Sehingga di 2045 Indonesia Emas menjadi negara maju, pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Buton pada posisi sesuai harapan arahan bapak presiden. Juga tentu kita akan berpartisipasi, tidak menjadi penonton.
Daerah-daerah lain sudah pada posisi maju, kita tidak boleh (tertinggal).Tidak harus indusri manufaktur, kemajuan kita. Kita bisa maju dengan industri bisnis berbasis sumber daya lokal.

–Menarik tadi Pak Bakri atau Pak Bupati menyinggung soal aspal. Perlu dilakukan adalah aspek industrinya, apa yang bisa dilakukan agar ini bisa terwujud? Karena kita tahu, bahwa kita punya potensi aspal yang luar biasa. Hanya teknologi dan industri masih belum bisa menjawab potensi tadi. Apa yang bisa disentuh?

Memang ini masalah yang selalu menjadi kendala bagi industri aspal. Tetapi pada prinsipnya teknologi berkembang terus. Beberapa pabrik sudah ada di Surabaya.
Hari ini, di Buton ada yang sudah mengolah dalam bentuk smelter disekitar Lawele, Kecamatan Lasalimu.

Bakry juga menyinggung soal potensi minyak Buton. Lengkapnya ada di channel Youtube: CatatanIrwansyahAmunu.(***)

  • Bagikan

Exit mobile version