Buton Tengah Paradise on Cave. Oktober Event Internasional, Kostan: Explore Gua di Buton Tengah

  • Bagikan
Kostantinus Bukide

Jambu Mente memang kekuatan kitasebenarnya ada diketerampilan masyarakat dalam pengkacipan. Kalau dari segi lahan, mungkin kita tidak terlalu luas lagi. Apalagi mungkin kondisi jambu mente kita sudah mulai tua, perlu peremajaan.

Sudah melalui Dinas Pertanian, kita coba untuk melakukan program peremajaan terhadap jambu. Tapi untuk memperkuat tren bahwa Buton Tengah terkenal dengan jambu mente, para pelaku-pelakunya memang sudah banyak mendatangkan juga jambu-jambu gelondongan dari luar. Kemampuan pengkacipan kita semuanya yang kuat.

Kita juga tidak bisa menutup mata, Buton Tengah adalah daerah penghasil jambu mente yang punya kualitas terbaik di Indonesia. Nah untuk mempertahankan nama besar itu, bagimana Pak Bupati?

Jadi kami dari pemerintah daerah mendorong para pelaku UMKM ini untuk bagaimana mete betul-betul bisa menjadi andalan kita. Salah satunya kita termasuk bukan hanya mete, kami juga tenun. Kita dorong untuk mendapatkan HAKI dari Kemenkum HAM.

Kemarin, kita sudah dapat sertifikat penghargaan dari Kemenkum HAM terkait dengan IG ikan teri, Indikasi Geografis ikan teri. Karena selama ini teri nasi dikenal dengan Teri Medan, sebennya itu Teri Waburense.

Kita sudah mengajukan IG namanya, Indikasi Geografis untuk mendapatkan pengakuan dari negara melalui Kemenkum HAM. Alhamdulillah beberapa minggu lalu, saya sudah terima sertifikat dari Direktorat Hak Cipta Kemenkum HAM.

Artinya lisensinya ada di Buton Tengah?

Ya.

Singgung sedikit soal ikan teri, bagimana potensi ekonomi kita yang ada disini?

Makanya kenapa kita programkan IG dari ikan teri, karena memang potensi ikan teri sangat luar biasa. Hampir sepanjang tahun ikan tidak pernah putus. Bahkan kemarin saya dapat laporan, sudah masuk ke wilayah Mawasangka Tengah.

Awalnya itu kita hanya tahu di daerah Waburense dengan di depan Mawasangka. Sekarang saya sudah dapat laporan, sudah masuk di kawasan Mawasangka Tengah, di Teluk Liana Banggai.

Ini hal yang oleh kami dari Pemda perlu dilindungi dengan lisensi, dan mengajukan yang namanya IG, Indikasi Geografis. Sehingga siapapun nanti, Pemda dan masyarakat Buton Tengah akan mendapatkan royalti.

Pak Bupati melihat potensi teri kita yang ada di Buton Tengah, dan punya nama besar di tingkat nasional, berapa potensi ekonomi disini?

Rata-rata dalam satu minggubisa dihasilkan sampai 14 ton. Oleh karena itu, potensi besar ini, kita harapkan sebenarnya ke depan dengan tadi yang saya sampaikan, mengajukan IG supaya masyarakat kita, utamanya para nelayan teri bisa lebih diberdayakan.

Mereka tidak hanya sekadar semacam nelayan biasa, yang hasilnya dijual kepada tengkulak atau orang-orang tertentu. Tapi ke depan, kita harapkan tidak hanya diekspor gelondongan, tapi sudah bisa dalam bentuk setengah jadi, atau mungkin bahan olahan makanan.

Kira-kira untuk mengarah ke sana apa yang akan dilakukan pemerintah daerah?

Pertama, tahapannya kita harus dapat IG-nya. Ketika kita sudah dapat lisensi sebagai daerah penghasil teri, tentu kedepannya kita harus lebih bagaimana pemberdayaan masyarakat, para nilayan melalui dinas teknis yang ada. Baik Dinas Perikanan maupun Dinas Koperasi UKM, termasuk penguatan dari Bumdes-Bumdes yang ada.

Menyinggung soal Bumdes, Pak Bupati melihat Bumdes kita rata-rata dia melakukan gerakan ekonomi yang kuat disektor apa?

Tantangan untuk kita karena rata-rata Bumdes yang hidup, Bumdes yang simpan pinjam. Padahal saya harapkan sebenarnya Bumdes-Bumdes kita lebih kepada mengelola potensi yang ada di desa. Nah ini oleh teman-teman Dinas Koperasi saya mendorong agar bagaimana mereka melakukan pembinaan terhadap para pelaku-pelaku usaha, untuk bisa berkolaborasi dengan Bumdes tadi.(***)

  • Bagikan

Exit mobile version