Tangan Dingin Haliana Menata Wakatobi. Bukan Simsalabim, Wakatobi Terbang Lebih Tinggi

  • Bagikan

Saya juga bersyukur, alhamdulillah amanat masyarakat masih bisa diberikan kepada saya untuk bisa melanjutkan (pemerintahan). Mudah-mudahan tidak ada halangan, supaya semua yang telah kita mulai, kita progres lebih cepat lagi. Karena teman-teman di daerah, Pak Sekda, seluruh jajaran bekerja keras.

Kami benar-benar sudah benar-benar memahami betul dinamika ini. Harus memulai dari mana, dan apa yang harus kami lakukan sekarang dan apa yang kami lakukan ke depan untuk bisa mendatangkan kembali kelanjutan-kelanjutan dari alokasi pusat untuk membangun sarana pariwisata Wakatabi.

Kita berharap cita-cita yang telah disusun 2022 lalu yaitu Integrate Tourist Master Plan atau menjadi perencanaan induk Periwisata Wakatobi segera ditantangi Bapak Presiden untuk memastikan komitmen pusat, daerah dan semua pihak membangun sarana wisata Wabakati bisa berlanjut dari 2025-2045.

Soal KSPN, apa dampak yang bisa diraih pemerintah daerah untuk mendukung Top 10 destinasi pariwisata Indonesia?

Dulu masih ada kesan bahwa ini surga di laut neraka di atas. Kini coba kita memberikan keseimbangan. Sebenarnya Wakatobi sejak dulu punya kesempatan untuk bisa memperbaiki yang ada di atas supaya bisa seimbang. Cantiknya di bawah juga diimbangi dengan kecantikan yang ada di atas.

Alhamdulillah itu juga yang menjadi cita-cita kami waktu itu Pak Nadar masih sebagai Kadis Pariwisata. Memang kita kejar betul. Jadi ini perjuangan bukan perjuangan saya setelah dilantik. Saya waktu itu 2021 dilantik tanggal 28 Juni 2021 kami mulai bekerja sejak sejak bulan 3 Maret 2021.

Kita sudah sudah komunikasi dengan pihak Balai, terutama ingin mempertanyakan, memiliki komitmen nggak. Atau bisa menerima KSPN atau tidak. Nah itu disampaikan. Alhamdulillah kalau Haliana mungkin akan menerima dan memang kita wujudkan.

Kami rapat-rapat teknis waktu itu di Wakatobi bersama dengan teman-teman dari Balai. Saya menyampaikan silakan apa yang disampaikan kepada kami menjadi kewajiban kami. Yang harus kami selesaikan secepatnya agar ini bisa terwujud pembangunan.

Kemudian saya breakdown kepada teman-teman yang ada di dinas teknisnya untuk bisa dilaksanakan. Apalagi kita hanya mengandalkan APBD minim, pasti akan kelabakan. Pasti tidak akan mencapai lebih cepat pembangunan infrastuktur pariwisata. Nah itu yang kita kejar.

Alhamdulillah kita kejar dan juga pusat yang kita syukuri betul-betul belum hilang minatnya untuk ke Wakatobi. Walaupun sebenarnya kita sudah agak terlambat karena di saat ini kemarin. Apalagi menjalang Pilikada, sudah ada kata-kata bupati bohong. Dulu menjanikan BOP, kenapa ke KSPN.

Sebementara BOP sebenarnya tentang kegiatan teknisnya untuk membangun KSPN. Waktu itu pemerintah pusat mengusulkan membentuk suatu Badan Otorita Pariwisataan (BOP). Momentum itu hampir hilang, sehingga alhamdulillah karena kita menjalan komunikasi yang baik. Komunikasi yang sungguh-sungguh dan hampir setiap saat kita berkunjung kita menyampaikan bahwa kami di Wakatabi minat dan serius untuk harus menerima.

Ini sampaikan kepada kami bahwa apa yang harus dilakukan masyarakat kami. Betul-betul mengharapkan, tanpa dukungan pusat, tanpa dukungan pihak lain, kami tidak akan bisa mewujukan pembangunan lebih cepat. Alhamdulillah kita disahuti, tapi kita juga kerja keras.

Alhamdulillah kita syukuri, alokasi itu masih ada walaupun tidak lagi mendapatkan momentum seperti dulu. Dulu memang kita sudah dijanji BOP Wakatobi 20,5 triliun. Saat ini baru 600 milar lebih.

Walaupun demikian saya menghadap ke Menteri PU. Disampaikan, Pak Bupati waktumu hanya sampai tahun 2024 dengan masa pemerintahan Jokowi. Karena memang perjanjian loan dengan Bank Dunia sampai dipemerintahan akhir masa jabatan Jokowi.

Harapan saya mudah-mudahan berlanjut lagi di tahun 2025-2030 di masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Kita syukuri karena masih ada momentum, sudah hampir hilang, karena seperti yang kita lihat tantangnya ada di Danau Toba, Mandalika, Labuhan Bajo, Borobudur. Semuanya BOP, daerah-daerah itu punya status seperti Kabupaten Wakatobi.

Sekarang hanya KSP, enggak ada lagi status-status strategisnya. Walaupun demikian, alhamdulillah dari Kementerian PU masih membangun membuat suatu entitas bernama ITDC, Indonesian Tourism Development Corporation. Itulah yang membangun KSPN Kabupaten Wakatobi.

Ini juga sebagai informasi bagi masyarakat bahwa capaian yang ada bukan Simsalabim?

Orang yang tidak pernah mengikuti cerita ini, akan mengarang cerita. Kami ini yang betul-betul mengikuti dari awal sampai akhir. Kami tahu persis seperti apa dinamika dan perjuangan kami. Saya juga alhamdulillah bisa tanya teman-teman di Dinas Pariwisata, Bappeda yang kemudian memprogres dalam mengawal.

Kemudian Pak Nadar sekarang sudah di Sekda, kita bisa tanya. Saya ikut terjun dan memastikan dari awal sampai akhir, kerja detail dan tepat waktu. Karena saya bukan tipikal orang yang hanya puas melihat di atas meja, dengan gambar, dengan laporan, segala macam. Tapi saya harus on the spot, dan saya harus ikut.

Jadi saya bilang, orang ngomong aja tentang segala macam bahwa ini dan sebagainya. Orang yang enggak pernah mengikuti, bisa saja mengaran cerita semua. Tapi kami yakin juga bahwa kami tahu. Bahwa bukan segampang itu.

Apalagi mungkin sebagai informasi ketika masa jabatan Bapak ada turbulensinya, Covid-19?

Oh iya, nah itu memang saya anggap ini adalah suatu berkah dan rahmat luar biasa. Karena orang masih berjuang tentang Covid, kalau kita alhamdulillah dapat alokasi yang seperti itu. Karena ketika dulu covid menggerogoti dana daerah, justru Wakotobi dapat berkah.

Nah ini kan saya syukuri, karena dulu kita itu masih APBN murni. Iya dengan alokasi Bop 20,5 triliun, masih APBN murni. Setelah Covid, kita tahu uang negara sudah kesulitan luar biasa, karena alokasi untuk Covid, penanganan wabah penyakit. Kedua, setelah itu kebutuhan IKN yang dikejar, bagaimana bisa selesai dan maksimal sebelum Pak Jokowi selesai masa jabatannya.

Dua hal ini memang yang kemudian di Kementerian lembaga kurang alokasi anggaran. Bagaimana harus memikirkan Wakatobi yang daerah sekecil kita. Nah kita bersyukur sekali Pak Presiden, alhamdulillah tahun 2020 datang ke sini. Ini juga semoga menjadi momentum lompatan kita, ini betul-betul rebound bagi kita untuk bisa melihat kembali bahwa Wakatobi ini terbang kembali.

Karena saya pernah sampaikan kepada teman-teman kita, ini enggak bisa lagi seperti dulu. Mempromosikan Wakatobi dalam waktu, apalagi masa jabatan saya hanya tiga tahun setengah. Setelah menjalani Pilkada, kita enggak bisa biasa seperti biasa-biasa.

Kita harus ada delegasi diutus untuk mempromosikan Wakatobi. Kira-kira apa yang harus dilakukan untuk bisa lebih cepat dan lebih lebih dahsyat lagi bisa memfollow up. Apa yang ada di Kabupaten Wakatob. Alhamdulillah 2022 GTRA Summit ke Wakatobi.

Saya komunikasi intens dengan Pak Alimazi, pak gubernur waktu itu. Kemudian juga Pak Surya Candra, Wakil Menteri ATR/BPN agar GTRA Summit di Wakatobi. Alhamdulillah waktu itu kami finalisasi saat itu di Belitung dalam rangka Munasnya Pekindo.

Suatu kesyukuran saya juga dipercayakan oleh 333 daerah kabupaten kota se-indonesia untuk menjadi Sekjen asosiasi ini. Memudahkan kita untuk komunikasi dengan Kementerian untuk bisa mengadakan atau memastikan tuan rumah GTRA Summit di Kabupaten Wakatobi bisa terlaksana. Nah itu menjadi lompat besar.

Sehingga ini juga teriring dengan itu komunikasi kita dengan Kementerian untuk Wakatobi diperhatikan secara baik, dan lebih serius. Ini terwujud, alhamdulillah.

Kemudian kedua, 13 Desember, Hari Nusantara juga perjuangan luar biasa. Karena waktu itu kita bersaing dengan daerah-daerah khususnya yang ada di daerah-daerah perbatasan. Karena sebenarnya Hari Nusantara esensinya adalah unjuk kekuatan. Kira-kira dengan Trimatra atau aspek pertahanan Indonesia, tapi kita ini di tengah-tengah. Ini juga alhamdulillah saya juga berterima kasih kepada Pak Dr Rasman yang mengawal saya, mengawal kami di Kabupaten Wakatobi untuk bisa memastikan agar pelaksanaan Hari Nusantara yang waktu itu 2022 terlaksana di Kabupaten Wakatobi.

Bisa dijelaskan, apakah ada beban kerjasama dengan Bank Dunia dimana pengawasannya kontrol lebih rigid?

Saya tidak pernah menganggap sebagai beban. Saya menganggap sebagai suatu anugerah. Saya juga menyampaikan kepada teman-teman yang di dinas terkait kalau anda terbebani, lebih bagus mundur. Karena kita di Wakatobi, tidak kerja, kita kejar. Begitu banyak harapan masyarakat yang harus kita wujudkan, terutama saya menjanjikan kepada masyarakat tentang perubahan di Kabupaten Wakatobi.

Bagaimana rancangan pembangunan Wakatobi mendatang? Bagaimana pula komitmen terhadap pembentukan Provinsi Kepulauan Buton? Lebih lanjut saksikan di Youtube: Catatan Irwansyah Amunu.(***)

  • Bagikan

Exit mobile version