BANYAK hal yang sudah dilakukan Bupati Wakatobi, H. Haliana diakhir masa jabatannya. Untuk mengetahui lebih dalam, berikut ini petikan wawancaranya bersama wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.
Momentum Hari Ulang Tahun Wakatobi yang ke-21 tema besarnya yaitu Melangkah Bersama Mencapai Kesentosaan mungkin bisa dijelaskan soal tema besar kali ini?
Iya, alhamdulillah tadi kita baru saja melaksanakan upacara dan rangkaian-rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati puncak hari jadi Kabupaten Wakatobi yang alhamdulillah tahun 2024 ini ke-21. Tema yang kita ambil adalah Melangkah Bersama Mencapai Kesentosaan ini sebagai bentuk komitmen kami.
Pertama-tama bahwa yang menjadi visi misi daerah menjadikan Wakatobi sebagai Kabupaten konservasi maritim yang Sentosa ini kita komitmen tetap untuk melanjutkan. Harapan kita seluruh masyarakat ini bisa juga berpartisipasi secara maksimal. Kita juga berkomitmen untuk menjalin kerja sama, karena kita sedari tidak mungkin kita bisa mencapainya sendirian.
Maka tentu kolaborasi dan kerjasama yang bagus antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi kemudian pusat maupun juga NGO lokal maupun nasional dan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Wakatobi. Melangkah bersama untuk kita wujudkan hal tersebut.
Banyak hal yang sudah dicapai, yang menarik terkait dengan indeks pembangunan manusia Wakatobi naik, pakaian seragam gratis, termasuk kerja sama dengan BPJS Kota Baubau untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat. Terkait hal itu, apa yang bisa diceritakan?
Memang di Wakatobi ada lima sektor prioritas yang ditetapkan di dalam RPJMD Kabupaten Wakatobi lalu adalah tentang kesehatan namanya merdeka sehat, merdeka belajar, merdeka pangan, mereka emas dan one island one school.
Nah ini, seperti BPJS Kesehatan, alhamdulillah tahun 2024 kita juga mendapat penghargaan karena sudah ada pengkaveran atau pencakupan semesta. Sudah lebih kurang 100% ini. Kita memang sungguh-sungguh untuk bisa membangun fisik, tetapi juga membangun sumber daya manusia.
Khususnya untuk mewujudkan kesehatan gratis, karena menjadi tanggung jawab kita dalam rangka mewujudkan sistem pelayanan minimal yang harus maksimalkan di Kabupaten Wakatobi. Alhamdulillah kita terus menerus.
Dalam peringatan tadi, kita juga ada MoU dengan BPJS Kesehatan. Kita menyasar lagi untuk kategori-kategori lain terutama mereka yang bekerja di sektor-sektor nonformal, pekerja rentan. Kita upayakan maksimal untuk pengkaverannya.
Begitu pula pelajar, salah satu yang kita implementasikan, mewujudkan beasiswa. Alhamdulillah beasiswa sebelum saya hanya 2 miliar setengah, disaat ini sudah hampir 6 miliar.
Ditambah lagi dengan baju sentuhan atau pakaian sentuhan kepada anak-anak SD, SMP yang menjadi kewajiban atau tanggung jawab dari pemerintah daerah kabupaten.
Pemerintah berkomitmen minimal hadir dalam satu satu jenis pakaian itu tadi, sehingga kita memprogramkan untuk baju gratis kepada masyarakat.
Dampak positif lain, karena ini baju sentuhan, kita ambil dari lokal. Masyarakat juga penunun-penunun di Tomia, Binongko, Kaledupa, Wangi-wangi optimis untuk mengembangkan tenun. Minimal pembeli besarnya adalah pemerintah daerah sendiri.
Nah, ini yang multiplayer effect-nya, ibaratnya pemintah daerah menyiapkan uangnya. Bahannya ada di penenun kita di masyarakat di daerah pelosok-pelosok. Kemudian dimanfaatkan dan dipakai anak-anak sekolah kita.
Jadi, ini kita dapat dua manfaat, memajukan pengrajin lokal khususnya penunun, kemudian memberi solusi untuk ketiadaan atau kami hadir untuk satu jenis pakaian yang dipakai anak-anak kita.
Begitu pula dengan beasiswa. Kita program terus menerus. Tahun ini, tahun depan tetap kita programkan karena kita pasti menyasar siswa-siswa baru yang belum memiliki pakaian.
Tidak heran kalau dengan program tadi dari 2 menjadi 6 miliar kemudian sentuhan pakaian tadi lantas itu bisa menaikkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wakotobi.
Kita juga berharap bahwa tetap akan dapat multiplayer effect. Yang jelas kalau berbicara tentang IPM, alhamdulillah sebelum saya masih 68%, tahun 2023 sudah 71 lebih.
Ini ada tiga indikator, di dalam kesehatan diwakili dengan harapan hidup yang lebih tinggi, kemudian tingkat pendidikan, juga dari aspek ekonomi. Pendapatan masyarakat, alhamdulillah PDRB Kabupaten Wakatobi meningkat.
Tentang beasiswa, kita tingkatkan di SD, SMP sudah 3.900-an, di mahasiswa kurang lebih sekitar 680-an. Kita sasar kurang lebih sekitar 4.500-an orang.
Kita harapkan dengan bantuan keuangan, bantuan pendidikan dari kita bisa memberi keringanan kepada masyarakat. Karena salah satu kriterianya itu adalah yang tidak mampu. Kemudian juga yang berprestasi. Diharapkan bisa tercover masyarakat yang tidak mampu.
Membandingkan dengan daerah-daerah lain, kita mungkin belum terlalu besar. Tapi alhamdulillah kalau kita gabung antara bantuan pendidikan, bantuan dalam bentuk uang kepada masyarakat, karena di ada kriteria bukan hanya mahasiswa sudah selesai. Juga ada Bidik Misi, jadi mulai kita mendata dari sejak SMP siapa kira-kira keluarga mampu, itulah yang diberikan.
Jumlahnya kurang lebih dua kali lipat dari sifat biasa. Kalau biasa hanya 3 juta, mereka kurang lebih 6 juta. Jumlahnya belum terlalu banyak karena memang dari keluarga tidak mampu. Intinya ini program tepat sasaran, kita maksimalkan verifikasi.
Saya mendengar ada kado ulang tahun yaitu penyerahan KSPN yang diserahkan ke Pemda Wakatobi yaitu Benteng Liya dan Marina Center. Mungkin bisa dijelaskan?
Terkait dengan upaya pemerintah pusat membangun sarana prasarana atau infrastruktur pendukung pariwisata di Kabupaten Wakatobi, alhamdulillah pada 2023 kita sudah mulai merealisasikan. Karena Wakatobi tetap menjadi KSPN. Sejak saya 2021 dilantik memang saya kejar kembali agar lokasi anggaran untuk membangun Wakatobi sebagai salah satu KSPN.
Sebagai salah satu dari top ten destinasi pariwisata prioritas Indonesia dibangun, kami menyiapkan RC. 2023 mulai membangun Marina Center kita sebut dengan KSPN tahap 1, ada Toliamba, Alun-Alun Merdeka yang kita pakai tadi sebagai lokasi upacara. Kemudian juga ada Danau Kapota dan juga Sombu Dive.
Tahap dua, kita membuat lagi mencukupkan RC. Perjuangannya tidak gampang karena semua harus kita mulai dari awal. Persoalan Amdal-nya, CH critical, karena ini bukan bicara tentang Indonesia, tapi sumber dana dari luar negeri melalui World Bank yang difasilitasi oleh Kementerian PU.
Alhamdulillah dibangunlah KSPN tahap 2, yaitu Marina Front City atau yang kita berjudul sekarang Marina Center kemudian revitalisasi Benteng Liya. Anggaran kurang lebih sekitar 148 miliar termasuk pendukung-pendukung yang lain, TPA di Kaledupa, IPLT di Tomia, termasuk impres jalan di Kaledupa dan Tomia dengan Binongko.
Ini semua adalah pendukungan, alhamdulillah tadi sudah selesai. Lalu diserahkan Kementerian PU melalui BPBW Sulawesi Tenggara kepada Kabupaten Wakatobi. Kita masih mengkaji nanti skemanya seperti untuk pengembangan, apakah setelah kami terima atau diserahkan ke pemerintah daerah sepenuhnya sudah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah atau seperti apa.
Mungkin masih bisa kita kaji lagi ruang lingkupnya seperti apa. Nah harapan kita bahwa tidak juga hanya di sini. penyampaian saya tadi bahwa mudah-mudahan KSPN akan berlanjut ke tahap 3 tahap 4 dan selanjutnya. Karena Wakatobi ini alhamdulillah tetap menjadi top 10 destinasi wisata Indonesia. Tetap juga menjadi KSPN di RPJMN 2024-2029 di pemerintahan presiden baru, Prabowo-Gibran. Ini kita syukuri, tinggal bagaimana komunikasi.