Sosialisasi Empat Pilar. ‎Kepton Harga Mati, Amirul: Kawi-Kawia Wilayah Busel

  • Bagikan
EMPAT PILAR: Senator Sultra, Dr H MZ Amirul Tamim didampingi Budayawan Buton La Ode Yusri, dimoderatori La Ode Endang pada Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Tamimu Ballroom Nirwana Buton Villa, Rabu (18/6).(FOTO: JEKLIN/BUTON POS)






‎BUTONPOS.SENATOR Sultra, Dr H Mz Amirul Tamim menyatakan Provinsi Kepulauan Buton (Kepton) harga mati.

‎Amirul menjelaskan pembentukan Provinsi Kepton masuk dalam desain besar penataan daerah.

‎Hal tersebut sejalan dengan kerinduan masyarakat jazirah eks Kesultanan Buton.  Provinsi Kepton disepakati ibukotanya Baubau, cakupan wilayahnya terdiri dari Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Tengah, Buton Selatan, Buton Utara, dan Wakatobi.

‎Mantan anggota DPR RI ini berharap daerah ini sejajar dengan daerah lain. “Wujudkan mimpi (pembentukan) Kepton. Semoga dalam waktu tidak lama Kepton terwujud,” ujarnya dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Tamimu Ballroom Nirwana Villa Buton, Rabu (18/6).

‎Soal sengketa Pulau Kawi-Kawia, Amirul mengatakan saat pembentukan Provinsi Sulawesi Tenggara terpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan, Pulau Kawi-Kawia masuk wilayah Bumi Anoa. Konsekuensi pemekaran wilayah, Pulau Kawi-Kawia masuk wilayah Kabupaten Buton Selatan.

‎Terkait sosialisasi empat pilar, Amirul mengaku tidak semua anggota DPD masuk kelompok sosialisasi. “Salah satu dari anggota kelompok sosialisasi adalah saya dari anggota DPR-RI, wakil saudara-saudara yang ada di MPR, ” ujarnya.

‎Diketahui, empat pilar terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. “Insyaallah kedepan lagi dua bulan ini kita akan merayakan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Mudah-mudahan ini menjadi penghitung untuk kita bisa menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia diatur oleh satu konstitusi. Yang namanya Undang-Undang Dasar 1945 untuk kita tetap memegang teguh,” paparnya.

‎Menuju Indonesia Emas tidak lama, 20 tahun lagi. Amirul berharap Indonesia bisa maju dan sejajar dengan negara lain.

‎Indonesia, kata Amirul terdiri dari berbagai daerah dengan latar belakang agama yang berbeda. Mulai dari Sumatera sampai  Papua. Pulau Sumatera contohnya, terdapat beberapa suku bangsa.

‎”Berapa agama di dalamnya. Berapa puluh-puluh kecil yang ada disekitarnya. Yang kemarin baru diputuskan keselisian antara Aceh dengan Sumatera Utara,” ujarnya.

‎Kata Amirul, di Pulau Jawa juga begitu. Terdiri juga dari pulau-pulau kecil, termasuk Kalimantan, dan Sulawesi.

‎”Kita berada di pulau tentu kita sadar bahwa di sekitar kita mempunyai bangsa yang berbeda. Kita juga terbuka untuk menerima saudara-saudara kita dari luar. Faktanya mungkin ada juga di luar ini adalah saudara-saudara kita dari Bali,” bebernya.

‎”Ini bukti, bukti. Dan sampai hari ini masih hidup damai,” tambahnya.

‎Amirul juga menyinggung soal penulisan ulang sejarah Indonesia. Buton harus ambil bagian, apalagi koordinator tim penyusunnya adalah Prof Susanto Zuhdi. Tesis program doktoralnya tentang Sejarah Buton.

‎Hal lain terkait penyusunan RUU Masyarakat Hukum Adat. Buton yang kaya dengan sejarah dan budaya memiliki kontribusi penting untuk hajat tersebut.

‎Amirul menilai perbedaan adalah Sunatullah. Namun demikian, jangan sampai menimbulkan keretakan.

Senator dua periode ini juga menyinggung terkait dinamika global. Termasuk kesiapan untuk menyongsong masa depan.(JEKLIN/IRWANSYAH AMUNU)

  • Bagikan

Exit mobile version