Manca Cara Terakhir jika Lawan Ogah Ditanggapi Halus, Paduan Tarian dan Seni Bela Diri

  • Bagikan
MANCA: Selasa (24/06) lalu, Desa Wabula usai menyelesaikan salah satu ragenda ritual tahunan, yakni Pesta Adat Pidoaano Kuri yang diadakan sekali setahun. Pesta adat juga dimeriahkan pertunjukan tarian Manca yang memadukan gerakan tarian dan seni bela diri.(IST)

Ia juga menjelaskan dalam Manca, terdapat suatu gerakan yang disebut Bunga. Bunga mengacu pada jurus atau kuda-kuda khusus yang biasanya ditampilkan sebelum melancarkan serangan. Bunga dalam beladiri Manca ada beberapa jenis, tergantung pada siapa sang praktisi Manca mempelajarinya. Hingga kini belum diketahui pasti berapa jenis Bunga yang sudah tercipta.

Meskipun memiliki Bunga yang berbeda-beda, setiap perguruan Manca menanamkan pada murid-muridnya prinsip bertarung untuk melindungi. “Dalam Manca, kita diajarkan untuk tidak langsung membalas saat diserang. Seorang ahli bela diri tidak seharusnya memamerkan jurusnya hanya untuk gertakan ataupun membuat lawan terluka tanpa adanya kontrol diri. Manca hanya digunakan sebagai cara terakhir jika lawan memang tidak bisa ditanggapi secara halus,” imbuhnya.

Dalam perkembanganya, Manca diajarkan secara kelompok ataupun personal oleh para praktisi yang sudah terbukti kemampuannya. Biasanya para guru akan membuka pembelajaran Manca massal pada priode-priode tertentu tergantung dari perkembangan generasi muda di desa atau ketika ada sekelompok pemuda desa yang meminta untuk diajarkan Manca.

Praktik Manca ini mendapatkan banyak dukungan dan respon positif dari masyarakat, bahkan tidak jarang ada masyarakat yang mendaftarkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran Manca.(CJ/STKIP Pelita Nusantara Buton/iwn)

  • Bagikan

Exit mobile version