Maritime Center, Haliana: Wakatobi World Class

  • Bagikan
H Haliana SE

BUTONPOS.MARITIME Center resmi dibuka. Ruang publik baru tersebut sontak merubah wajah Wakatobi. Bagaimana efeknya bagi pariwisata? Bagaimana pula deretan agenda pusat yang dituntaskan? Berikut keterangan Bupati H Haliana SE dalam wawancara bersama wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.

Saat launching Kopdes Merah Putih, Wakatobi menjadi daerah yang pertama di Sulawesi Tenggara terkait dengan penyiapan infrastrukturnya. Bisa diceritakan soal itu Bapak Bupati?

Pertama-tama kami, saya bersama wakil kemudian seluruh jajaran Pemintaan Daerah Kebupatan Wakatobi, kita punya komitmen sungguh-sungguh untuk mensukseskan program Bapak Presiden, Bapak Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Mas Gibran.

Kita tahu bahwa salah satu program-program prioritas ini yang luar biasa adalah seperti MBG, Wakatobi juga sudah mulai, saat ini juga masih dalam proses pembangunan dapur beberapa, kemudian juga Koperasi Merah Putih. Kopersi Merah Putih setelah kita disampaikan untuk membentuk, kita bergerak cepat.

Alhamdulillah teman-teman juga dari Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja berkolaborasi dan berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat disemua desa, para kepala desa seluruh camat bergerak serentak untuk membentuk.

Alhamdulillah, kita yang paling cepat untuk menentaskan 100 persen. Dan komitmen juga untuk akte notarisnya kita dari pemerintah daerah, seperti arahan dari kementerian, kita anggarkan dari APBD 300 juta untuk 100 desa kelurahan atau 3 juta sekeluruhan. Alhamdulillah kemarin sudah dilaunching oleh Bapak Presiden kami ikut.

Kalau datang ke Wakatobi kita dari pagi-pagi, pertama itu adalah BPJS, itu juga harapan kita bahwa ini BPJS Tenaga Kerja bisa maksimal.

Setelah itu kami sambung lagi dengan Launching Koperasi Merah Putih, kemudian disambung lagi dengan orientasi P3K yang dilaksanakan selentak kemarin. Sampai jam 5 kurang lebih.

Nah ini kan hal yang menarik ini Pak Bupati, bahwa Wakatobi menjadi daerah yang pertama. Sementara Wakatobi punya empat pulau. Rentang kendalinya tentu menjadi persoalan. Kemudian juga jumlannya tidak kecil, sampai 100. Apa rahasianya Pak Bupati sehingga bisa sedemikian rupa cepatnya?

Ya pertama kita syukuri, di Wakatobi juga kan telekomunikasi sudah tinggal ada beberapa yang blank spot, yang tidak ada jaringan. Jadi kita komunikasi, kita sampaikan kepada Kadis, kemudian Kadis bergerak cepat kepada masing-masing kecamatan sebagai koordinator wilayah. Setelah itu mereka juga adakan rapat-rapat dengan pemerintah desa kelurahan.

Baru kemudian rapat lagi dengan asosiasi ekonomi kepada masyarakat. Setelah klop semua, koperasi tinggal datang hadir untuk hadir rapat-rapat di masing-masing desa. Nah itu yang membuat tercepat sekali. Nah rupanya juga animo masyarakat untuk berkoperasi di Wakatobi luar biasa. Kita bersyukur sekali.

Saya lihat ada tiga poin terkait dengan Kopdes yang Pak Bupati sampaikan. Pertama Kopdes solusi, kedua hati-hati, dan ketiga kapasitas. Kita tahu Pak Bupati bahwa Koperasi Desa Merah Putih mungkin didalamnya banyak yang baru bergabung dan baru aktif. Berarti mereka butuh peningkatan kapasitas. Apa yang bisa dilakukan mereka?

Ya, saya ingatkan kemarin. Tentu saja kan saya bilang, jangan karena kooperasi ini kemudian masif, karena kemarin ada kurang lebih sebanyak 80.081 koperasi yang dilauncing. Jangan sampai antusias hanya karena mendengar bahwa akan ada 3 miliar kurang lebih. Jadi, kooperasi saya bilang, ini semua juga kan pada akhirnya kan harus juga dilihat.

Dilihat bahwa kelayakan koperasi untuk bisa dibiayai sebanyak itu. Saya sampaikan, ini kebetulan kemarin ada yang hadir dari Himbara, ada dari BRI, BNI, kemudian juga ada dari Bank Sutra. Saya sampaikan, perbankan tidak akan membatasi.

Itu bisa saja kurang dari 3 miliar, saya sangat yakin. Bisa juga tidak ada sama sekali, atau bisa lebih dari 3 miliar. Nah sekarang, saya berapa layak untuk dibiayai sebanyak itu? Karena pasti akan melihat prinsip kereditan tentang 5C.

Satu-satunya tadi tentang kapasitas, tapi yang paling penting adalah karakter. Nah, apa yang harus dilakukan koperasi supaya dia maju? Dari sisi internal, eksternal juga ada. Internal pertama, manajemen efisien.

Tentang pengelolaan keunggulan harus bagus. Transparan, bertanggung jawab. Nah, itu betul-betul detail.

Saya sampaikan tentang prinsip-prinsip pembukaan kooperasi. Nanti kan, saya sampaikan kemarin, nanti dinas untuk bisa mendampingi mereka. Kedua, sumber daya manusianya.

Sumber daya manusianya, ulet, rajin, disiplin, kemudian jangan saling mengharapkan. Pengurus betul-betul kerja dan rasa memilikinya harus ada.

Kemudian ketiga, segi permodalan. Karena nanti modal akan menentukan perjalanan koperasi.

Kesoal lain, Pak Bupati, akan dibangun Sekolah Garuda di Wakatobi. Dan luar biasanya langsung dikunjungi oleh Wamen, Prof Stella. Dan diapresiasi positif. Bisa Pak Bupati menceritakan ini? Karena setahu saya di Kepton, Wakatobi yang pertama.

Pertama, informasi tentang Sekolah Garuda ini kan sekolah unggulan. Sekolah unggulan ini hanya akan ada 20 di Indonesia. Jadi, bayangkan 38 provinsi ya.

Ini hanya dibangun 20. Berarti mungkin hanya akan ada 20 tempat di provinsi atau 20 provinsi. Dan di Sultra sendiri insyaallah akan ada satu.

Kita belum tahu di mana. Karena juga ada usulan dari Pak Gub, di Konawe, kemudian juga di Konawe Selatan. Nah, di Wakatobi juga ada dua.

Ada yang dihibahkan oleh masyarakat Kadie Wanci dan Kadie Mandati. Ada juga satu khusus yang dari Kadie Mandati. Nah, kami bawa Prof Stella ke sini, Ibu Wamen Dikti Saintek.

Kita bawa ke sini sebagai upaya kita juga untuk menawarkan alternatif lokasi. Kita berharap sekali bisa dibuat di Wakatobi. Pertama, Wakatobi sebagai daerah KSPN.

Kita harapkan banyak hal-hal menarik yang bisa menarik kunjungan ke Wakatobi. Baik dari sektor pendidikan, sektor industri yang lain. Kita upayakan semaksimal mungkin bisa hadir ke Wakatobi.

Kedua, tentu kita berharap karena Sekolah Garuda muridnya bukan hanya orang Sultra. Tapi mungkin juga dari Jawa, Kalimantan, karena seleksinya nasional, akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang dibangun oleh Kementerian Dikti.

Oleh pemerintah, ini disemua tempat. Otomatis juga ini menjadi peluang yang bagus kepada semua orang.

Setelah disini, ditempatkan, dibuka kelas dengan murid dari berbagai daerah di Indonesia. Ini berdampak ekonomi kepada masyarakat sekitar. Berdampak juga kepada mungkin ada rasa, keinginan juga dari adik-adik kita. Siswa-siswa, anak-anak kita di Wakatobi untuk melihat bisa meningkatkan belajar, kedisiplinan supaya mereka bisa masuk.

Ada di depan mata mereka. Itu salah satu tujuan kita sebenarnya. Saya berpesan, terutama di provinsi dan sebagainya, kami berharap sekali sekolah garuda ada di Wakatobi.

Kami berharap sekali kepada Ibu Wakil Menteri, Pak Menteri, harap kami di Wakatobi. Saya mau kita berbicara untuk Sultra dan Indonesia.

Kalau kita bicara KSPN, Wakatobi top ten destinasi pariwisata di tingkat nasional. Predikat yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Berikutnya, soal PLN ada kabar baik di Tomia. Bisa digambarkan PLN di Tomia?

Di Wakatobi ini salah satu pulau yang kemarin juga sudah menyampaikan kepada kami tentang defisit itu sudah ada di Pulau Tomia. Alhamdulillah kita komunikasi terus dengan kementerian. Kita juga berdoa sedikit buat masyarakat Tomia dan Wakatobi.

Di awal puasa yang lalu, tiba-tiba datang Pak Menteri SDM, Pak Balil Lahadalia di Wakatobi. Saya dibisikin oleh masyarakat, Pak bagaimana ini? Saya bilang, mumpung ada Pak Menteri di tempat ini, sampaikan aja langsung sekalian. Setelah itu kami bincang-bincang, masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat ada yang diwakilkan, langsung menyampaikan.

Saya juga bersyukur sekali. Alhamdulillah, Pak Bahlil, terima kasih sekali lagi Pak Menteri, langsung telepon Pak Direktur PLN dan disambungi. Di Wakatobi memang sudah direncanakan karena memang misi juga dari SDM kemudian juga Indonesia tentang nusantara terang, Indonesia terang kalau nggak salah.

Itu memang mengupayakan seluruh desa-desa di Indonesia ini, 2025 itu sudah terang semua. Ini Alhamdulillah juga yang bersambut, ada divisi di situ dan saya dilaporkan oleh Kepala PLN Tomia bahwa Alhamdulillah kita ini sudah serplus. Karena kemarin divisi itu mungkin seratusan, tiba-tiba dikasihkan mesin baru kurang lebih 800.

Berarti 700 kelebihan deh. Ini surplus betul disana. Bukan lagi terang, tapi terang sekali.

Saya tinggal berusaha lagi, masih ada tanggung jawab beberapa desa, di Runduma, kemudian di Muraki yang ada di Ambeuwa Raya. Ini juga ada program lain dari Kementerian yang ada namanya SuperSUN.

SuperSUN mungkin akan menggunakan sinar surya dan katanya satu KK, satu rumah kurang lebih akan mendapatkan suplai sebanyak 900 Watt. Itu cukup lah untuk nonton TV penya kulukas di rumah itu. Sudah standar. Mungkin beberapa balon penerang.

  • Bagikan

Exit mobile version