Merangkai Peradaban Islam Kaffah, Irwansyah Amunu: Jadi Pemenang, bukan Penonton

  • Bagikan
DIALOG MUHARRAM: Ustaz Irwansyah Amunu membawakan materi pada acara Dialog Muharram 1447 H di hadapan puluhan peserta.(Foto: IST)

“Secara historis kita adalah umat pemenang, bukan umat pemain dan lebih-lebih lagi umat penonton. Fakta hari ini kita berada diposisi umat penonton, pemain atau umat pemenang?” tanyanya dengan tegas.

Dijelaskan, bukti kebesaran Islam yang dirasakan umat Islam di Buton adalah dengan berubahnya peradaban Buton ke Islam. Hal tersebut tidak lepas dari dakwah yang dilakukan pada masa Kekhilafahan Turki Utsmaniyah.

Bukti sejarah yang tidak bisa kita lupakan, Buton berubah menjadi kesultanan setelah Raja Lakilaponto dilantik menjadi Sultan Buton Pertama, menjadi Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis. Lebih jauh lagi, Kesultanan Buton bergelar Negeri Khalifatul Khamis.

Dikatakan, agar bisa memiliki peran besar, umat Islam harus menjadi global citizen atau warga dunia. Hal tersebut juga harus diperankan oleh warga Kepulauan Buton (Kepton).

Terbukti, secara geografis Kepton berada pada ALKI II dan III. Menjadikannya perlintasan kapal lintas benua.

Karena itu, maka sudah selayaknya warga Kepton harus meningkatkan kapasitasnya agar memiliki bobot level dunia. Jangan cepat puas dengan hanya menempatkan diri pada posisi lokal, regional, atau nasional. Tetapi harus level internasional.

Untuk itu, agar bisa memiliki kekuatan, maka modal yang dimiliki harus bersandar kepada Islam. “Islam adalah mabda, Islam adalah ideologi. Itulah yang menjadi umat ini menjadi umar nomor satu pada masa silam,” pungkas Irwansyah.

Peliput: Murdin

  • Bagikan

Exit mobile version