Tujuh Tingkat, Tiga Generasi. Amirul: Baubau Kota Masa Depan

  • Bagikan
MESRENBANG: Wali Kota Baubau, H Yusran Fahim, Wawali Hamsinah Bolu pada Musrenbang RPJMD Kota Baubau 2025-2029. Termasuk anggota DPD RI Dr H MZ Amirul Tamim, M.Si. Ditambah Prof Sumbangan Baja (Sekretaris Unhas), Dr Ir Sugeng Santoso (Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Maritim Kemenko Pangan), Ardin Jufri (Ketua DPRD Baubau), dan Wa Ode Muslihatun (Sekretaris Bappeda Sultra).(Foto: IST)

Diungkapkan juga, Amirul menolak Pelabuhan Finger. Karena Finger memposisikan Baubau dalam arti menghubungkan pelabuhan dari satu kota ke kabupaten, atau dari satu kabupaten ke kabupaten dalam wilayah provinsi.

“Pada waktu itu kita katakan Baubau tidak seperti itu. Baubau adalah punya pelakuan yang berkarakter sebagai pelakuan nasional yang menghubungkan antara satu provinsi dengan provinsi lain. Malah menghubungkan Baubau dengan negara lain,” terangnya.

Dan itu dibuktikan bahwa Baubau punya potensi, bisa ekspor disini. Untuk itu, sekiranya menjawab Baubau sebagai kawasan maritim. Semua hasil-hasil laut dan potensi-potensi kemaritiman punya daya saing.

“Karena perlu efisiensi. Kalau hasil komunitas kita bawa di Makassar, di Jakarta, di Surabaya maka dia keluar. Itu kan mahal,” katanya.

“Tapi kalau dikumpul di Baubau dan langsung dikeluar dari negara. Dan ini sudah terjadi dengan hadirnya pesawat Super Air Jet. Coba cermati, isi kargo,” sambungnya.

Itu hasil-hasil laut. Kata Amirul, coba tanya para pelaku. Dia kirim jam 3 dengan Super Air Jet, jam sekian tiba di Jakarta. Pada saat itu dia pindah pesawatnya ke Hongkong, Singapura.

Apakah kita pernah merekamnya? Mungkin tidak merekam, tapi ada, terjadi. Sehingga memang rekayasa kawasan harus kita lihat. Instrumen-instrumen, kita mengikat.

“Lalu lihat tempat mutiara di Palabusa. Adalah memori kolektif yang saya dapatkan. Karena pada waktu itu masih Pak Alala (Mantan Gubernur Sultra),” ujarnya.

“Saya pernah jadi Asprinya Pak Alala. Kepala Bappedanya Kaimoeddin. Membentuk tim visibelnya untuk membangun Jembatan Buton-Muna,” sambungnya.

Ada dokumennya. Memori tersebut dilanjutkan ketika Amirul menjadi Wali Kota Baubau.
Berdasarkan memori, Amirul membangun jalan untuk mendekatkan dengan lokasi jembatan. Bahkan kala itu diprogramkan menjadi Kota Satelit.

Kalau terjadi Jembatan Buton-Muna, dan insyaallah terjadi, berikan apresiasi kepada Gubernur Sultra, ASR.

Bagaimana rencana Baubau? Ruang Baubau harus siap. Terasuk kawasan-kawasan disekitarnya. Plus Wadiabero.

Dicontohkan, dinamika Jakarta bisa ditampung Tangerang, Bekasi. Tidak semua ditampung Jakarta.

Bagaimana Makasar dalam dinamikanya, tidak bisa menampung. Ditampung di Maros dan sekitarnya.

Demikian Baubau, dalam mendesain harus bisa ditampung kawasan sekitarnya. Tapi perlaku utamanya adalah orang Baubau.

Karena Baubau adalah kota, maka harus menciptakan hunian yang nyaman, jangan rumput nyebrang ke jalan. Tadi sudah disinggung, sampah, dan beberapa problem kota.
RPJMD bisa mengantisipasi dinamika-dinamika itu. Ruangnya harus siap. Tapi kesiapan ruang sesuai visi. Warga kota, ini kota budaya, dinamikanya harus ramah.

Maka bagaimana merumuskan lima tahun, unsur budaya, ramah, tapi dalam konteks kekotaan. Dia tetap menjadi kota masa depan.

Jangan mengabaikan, selera orang kota, tidak sama dengan selera kita hari ini. Dan dulu kita sudah antisipasi, bagaimana selera masyarakat kota masa depan, Baubau.

Sehingga di mata kita, bahwa Baubau harus kita jadikan kota bertingkat. Tujuh tingkat rencananya Kota Baubau.
Ilustrasi pertama ditempatkan di Palagimata.

Tapi lihat, siapa yang bangun kafe di puncak? Anak-anak muda, karena dia mau dapatkan suasana. Dan perancangan Baubau, selera kota bertingkat, sudah mengantisipasi di tiga generasi yang akan datang.

Kedepan orang tidak akan berada di ruang rapat, seperti dari video penyusup RPJMD. Duduk di kafe kecil, mereka sudah rapat.

Semudah itu. Seperti itu nanti. Mereka bisnis dari duduk di satu tempat dengan segelas kopi. Hasilnya orang-orang dengan ruang fisik dan penataan ruang, mereka nyaman memilih Kota Baubau.

Ketika pesawat sudah berapa kali penerbangan, apalagi dari Jakarta-Baubau sudah bisa terwujud.

Baubau banyak rumah bertingkat. Di Butong Tengah, rumah mewah tapi tidak ada orangnya.

Siapa orangnya? Adalah orang Buton Tengah yang ada di luar yang bangun rumah di kampung. Tapi coba nanti kalau merancang kota dengan baik, orang-orang bangun rumah disini. Akhir pekan pulang ke Baubau, pakai pesawat.

Di akhir pidatonya, Amirul menyatakan tidak lama lagi Baubau jadi ibukota provinsi.(JEKLIN/IRWANSYAH AMUNU)

  • Bagikan

Exit mobile version