Tujuh Tingkat, Tiga Generasi. Amirul: Baubau Kota Masa Depan

  • Bagikan
MESRENBANG: Wali Kota Baubau, H Yusran Fahim, Wawali Hamsinah Bolu pada Musrenbang RPJMD Kota Baubau 2025-2029. Termasuk anggota DPD RI Dr H MZ Amirul Tamim, M.Si. Ditambah Prof Sumbangan Baja (Sekretaris Unhas), Dr Ir Sugeng Santoso (Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Maritim Kemenko Pangan), Ardin Jufri (Ketua DPRD Baubau), dan Wa Ode Muslihatun (Sekretaris Bappeda Sultra).(Foto: IST)

BUTONPOS.SENATOR DPD RI, Dr H Mz Amirul Tamim menilai susunan RPJMD ada tiga hal terkait dengan strategisnya, sehingga penyusunannya secara strategis melibatkan ahli. Juga mendengarkan partisipasi masyarakat.

“Jadi saya selaku wakil rakyat, dalam kapasitas tidak memberikan teori-teori lainnya, tetapi bagaimana aspirasi masyarakat Kota Baubau dan sekitarnya,” ujarnya saat menjadi narasumber pada acara Musrembang RPJMD Kota Baubau tahun 2025-2029.

Dikatakan, secara politis sudah mulai diawali Ketua DPRD, dan nanti politiknya ditetapkan tangan Ketua DPRD. Ketuknya apakah tanggal 20 (Agustus). “Jadi jangan main-main dengan Ketua DPRD,” kelakarnya.

“Kita ingin bicara untuk lima tahun ke depan. RPJMD adalah menjabarkan visi kepala daerah. Tentu harus memperhatikan program jangka panjang mulai dari nasional sampai provinsi,” paparnya.

Kalau RPJMD jangka panjang, sudah ditetapkan, Baubau ingin dijadikan sebagai kawasan maritim, karena alasannya berada di kaki Sulawesi.

“Kalau kita cerita panjangnya kawasan kita ini, beberapa indikator-indikator kamaritiman, memang kita bisa terangkan. Dulu, sekian tahun yang lalu, di sini ada pengasapan ikan. Hasil-hasil laut, ada coldstorage ada beberapa usaha-usaha lainnya,” bebernya.

Diakui, pernah dikirim teman-teman ke Belanda kaitannya dengan rumput laut. Karena kawasan kita punya potensi rumput laut. Kemudian, sejak beberapa tahun yang lalu, pertama budidaya mutiara dikawasan Baubau, Palabusa.

“Saya kira dalam menyusun, merumuskan visi kepala daerah, kita tidak boleh mengabaikan sejarah wilayah dan peran-peran sumber daya manusia kita di dalam mereka memanfaatkan potensi itu,” ulasnya.

“Dan saya kira pada waktu itu secara alami. Semoga perencanaan kita ini, jangan sampai membatasi gerak potensi karakter yang kita miliki. Baik karakter sumber daya manusianya, maupun karakter kewilayahannya. Itu tidak boleh kita abaikan,” sambungnya.

Oleh sebab itu, kata Amirul, mari melihat eksisting Kota Baubau hari ini. Karena biar bagaimanapun, apapun yang dibicarakan, pasti duduk di kawasan wilayah Kota Baubau.

Mari melihat visi Gubernur Sulawesi Tenggara. Dia ingin menjadikan Sulawesi Tenggara maju, dengan misi menguatkan.

“Menguatkan, menguatkan, menguatkan. Sebab Sulawesi Tenggara tidak bisa kuat kalau daerah wilayah bawahannya tidak kuat. Kekuatan kita kalau kita ibaratkan dengan manusia, kita salah makan, kita tidak bisa berdaya,” paparnya.

Oleh sebab itu, mari melihat ruang, eksisting Baubau. Baubau dalam sejarah panjangnya, pernah menjadi pusatkerajaan. Pernah menjadi ibu kota Kabupaten Buton, sekarang menjadi kota administratif.

Undang-undang 23 tahun 2014 membatasi kewenangan-kewenangan. Kita ada kewenangan wajib, urusan wajib, wajib dilaksanakan.

Coba tengok, apa urusan wajib. Jangan sampai urusan wajib terabaikan dalam rencana jangka menengah. Kemudian kita punya urusan pilihan.

Urusan pilihan, lanjutnya, jangan sampai kita salah pilih. Kita mau urus semua, tapi kita tidak punya potensi dari semua itu. Kemudian dalam aspek kewilayahan, jangan mengabaikan aspek pertahanan, keamanan, dan ketertiban.

Dalam kondisi-kondisi tertentu, bagaimana ketahanan dalam bencana. Bagaimana gerak dan antisipasi kalau kita terjadi bencana. Oleh sebab ituperencanaan fisiknya harus bisa mengantisipasinya.

Baubau yang dibangun dengan periode 2004-2024, ada beberapa ilustrasi-ilustrasi yang perlu mungkin ada kesinambungan, perbaikan, atau penyempurnaan.

“Atau mungkin ada untuk bagaimana dari pengalaman perkembangan Kota Baubau yang nanti 17 Oktober usianya berapa tahun. Tapi dalam rancangan awal, saya kaitkan dengan visi maritim jangka panjang. Kita oke, dari sisi komposisi dan kawasan maritim yang ada disekitar kita,” bebernya.

Tapi dari sisi kawasan kota, sisi daratnya tidak mendukung. Oleh sebab itu, perlu rekayasan pesisir. Ilustrasi rekayasan pesisir, kita sudah lakukan secara perlahan.

Kedepan, harus bisa merakyasa Bone-bone dan Sulaa untuk bagaimana mengakomodir dinamika-dinamika sesuai dengan karakter potensi kita. Jangan sampai kita larut, menjadikan titik-titik tertentu kota ini hanya berorientasi pada satu titik.

“Untuk itu, tadi dari Pak Sugeng memberikan banyak sekali informasi yang perlu diselaraskan dengan kebutuhan kita,” tukas Amirul.

Katakanlah dari sisi pangan, perlu dekatkan dengan pangan. Belajar dari pengalaman daerah-daerah yang terjadi bencana, terpaksa pangannya harus datangkan dari luar. Oleh sebab itu, ketahanan pangan dalam kontes kewilayahan harus dijaga.

“Kita punya kawasan, daerah Sorawolio, Bungi, dan sekitarnya, dan daerah belakang. Kemudian bagaimana kita mengantisipasi kalau kita dalam keadaan kondisi terjelek dalam hal tertentu,” terangnya.

  • Bagikan

Exit mobile version