JALAN PINTAS KEPTON (3). Energi Arus Laut Selat Buton, Amirul Tamim: Pulau Muna Sentra Industri Berbasis Teknologi

  • Bagikan
Amirul Tamim

BUTONPOS.SELAT Buton punya sumber energi arus laut yang menggerakkan turbin. Bagaimana potensinya untuk membangun kawasan industri? Berikut petikan wawancara Senator Sultra, Dr H MZ Amirul Tamim kepada Pemred Buton Pos, Irwansyah Amunu bertajuk Jalan Pintas Kepton.

Kalau bicara soal rekayasa kawasan, berarti logika kita harus jauh?

Harus jauh, karena Indonesia saja sebentar 80 tahun. Jadi kalau kita tidak bermimpi untuk 20 tahun ke depan, rangkaian tahapannya itu, kita akan kerja hanya merehabilitasi, mengulangi, memperbaiki hal-hal yang salah. Iya kan?

Kapan kita mulai yang baru. Jadi hanya kita mau mulai, yang lima tahun lalu salah. Jadi kita fokus lagi memperbaiki kesalahan.

Akhirnya bukan mulai dari nol, dari minus.

Dari minus. Untuk itu, konsep Baubau dulu memang meletakkan dasar. Kita tidak mengulangi, tapi membuat terus hal-hal yang baru.

Ini kan mungkin pemirsa agak kebingungan lagi, belum jadi Jembatan Tona, ada lagi jembatan layang. Bicara jalan layang, disana ada hutan mangrove. Bagaimana bapak melihat semua itu?

Kalau kita melihat rangkaian pembangunan, selalu saya katakan pada staf, bukan era kita nanti yang bikin jembatan layang. Tapi ilustrasi dan kawasan, serta fisik awal sudah harus mengarah.

Jadi kalau lihat instrumennya, bagaimana Kalialia dijadikan Kota Satelit. Kita bangun disana stadion 20 hektar dulu kita siapkan di Lowu-Lowu. Itu kita sudah bangun. Kemudian Lakologou direklamasi.

Kemudian kita pindahkan pasar. Kan langkah-langkah strategis yang kita siapkan untuk menjemput masa depan.

Kemudian jembatan di Lakologou, konsepnya menjadi dermaga pariwisata. Kita tahu pada tahun-tahun itu Baubau sudah diintip sebagai daerah lintas Sail.

Kemudian Kalau kita identifikasi Kawasan-kawasan kunjungan dan pontensi wisata laut, kita punya banyak. Kita bisa kalah Bali.

Tetapi persoalannya fasilitas pendukungnya supaya para pelaku-pelaku wisata bisa masuk. Karena sesuai dengan vis saya pada waktu itu, Baubau pintu gerbang ekonomi dan pariwisata. Begitu sebenarnya rangkaian konsep.

Tadi bapak menyinggung ada buku yang dibuat oleh Profesor Sumbangan, Buton Raya The Sleeping Giant, sekarang bukan lagi sleeping giant, harus wakeup. Jadi bukan lagi tidur, harus bangun.

Untuk dia bangun, kita perlu sumber daya energi seperti listrik. Sehingga dalam master plan kita, dulu saya bilang kawasan powerplan taruh di Kolese. Di kota setelt itu dengan konsep tenaga uap.

Dulu sudah sudah terjadi. Tapi peraturan berubah lagi, karena dulu waktu perubahan Undang-Undang waktu Otonomi Daerah, memang daerah punya peran besar.

Sehingga Undang-Undang tentang listrik ada ruang untuk pihak Pemda maupun swasta bisa kerjasama membangun power plan. Sehingga kita buat kawasan untuk powerplan, dengan langkah-langkah hitungannya.

Pertama, kita mulai dengan tenaga uap. Kemudian ada perkembangan teknologi listrik, bahwa selain tenaga uap, ada tenaga bayu, angin. Survei kita, tenaga angin tidak signifikan. Karena ada satu era, jadi angin mati, tidak mungkin.

Jadi ada satu teknologi baru, yang mungkin eranya sudah mulai, tapi belum sekarang. Tapi waktu itu kita sudah baca beberapa literatur, dan beberapa hasil-hasil konfirmasi kedepan ada energi arus laut.

  • Bagikan