Katapayi Sulaa, Kuliner Kampung yang Merangsek ke Belgia

  • Bagikan
Kepala Produksi Koperasi Katapayi Sulaa, Linda Paliran menunjukkan produk ikan asap yang baru setengah kemasan. Sampel ikan asap Katapayi Sulaa diklaim sudah masuk ke negara Belgia. (Foto Texandi)
Kepala Produksi Koperasi Katapayi Sulaa, Linda Paliran menunjukkan produk ikan asap yang baru setengah kemasan. Sampel ikan asap Katapayi Sulaa diklaim sudah masuk ke negara Belgia. (Foto Texandi)

“Minggu lalu kita kirim ke Belgia. Kebetulan orang Indonesia di sana memang minta dikirimkan sampel. Mudah-mudahan bisa tembus ke pasar sana,” tuturnya.

Koperasi Katapayi Sulaa rupanya sempat mengikutkan artikel tentang pengasapan ikan dalam kompetisi rangkaian Presidensi G20. “Tapi tidak tembus 100 besar,” tambah Linda.

Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau sejauh ini cukup memberikan perhatian terhadap usaha kecil. Teranyar, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat menggelar literasi digital bagi ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Selasa (20/9) lalu.

Kegiatan itu dirangkaikan dengan peluncuran klinik Gulamanista (Penguatan UMKM Lokal Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Digital). Website Gulamanista menyediakan enam fitur layanan. Platform digital ini sekaligus menjadi media pemasaran produk yang terpantau di seluruh dunia.

“Jadi, UMKM bisa menuliskan semua keluhan seperti bagaimana mendapatkan izin dan dijawab langsung oleh Perizinan. Hanya memang aplikasi masih dalam tahap penyempurnaan,” kata Kepala Diskominfo Baubau, La Ode Darussalam.

Pemanfaatan teknologi memang terbilang tabu bagi pelaku usaha kecil. Data Dinas Koperasi, dari 10.234 UMKM di Baubau baru dua persen yang memasarkan produk secara digital dan memakai sistem pembayaran tunai. Padahal, lapak online lebih irit biaya dan efisien waktu.

“Klinik Gulamanista ini merupakan proyek perubahan (bukan APBD) saya sebagai peserta pendidikan dan pelatihan kepemimpinan di LAN Makassar. Ini sejalan dengan program Kementerian Kominfo yakni digitalisasi anterpreneur akademik. Tujuan utamanya adalah bagaimana 6.000 UMKM bisa terdigitalisasi pada 2030,” terangnya.

Menguatkan itu, Diskominfo Baubau akan memasang Wifi gratis di 10 titik keramaian seperti benteng keraton, kotamara, dan pantai kamali. Rencananya dilaunching pada rangkaian Hari Ulang Tahun Kota Baubau ke-21, medio Oktober 2022.

“Wifi gratis ini tentu memudahkan masyarakat dalam mengakses internet. Jangka menengahnya, 10 sampai 20 tahun mendatang, produk UMKM kita bisa go internasional, tidak boleh lagi tuli-tuli (penganan tradisional berbentuk angka delapan berbahan dasar ubi kayu) itu hanya dijual di Indonesia,” katanya.

Langkah itu dianggap sebagai salah satu upaya menciptakan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan. “Harapan kami UMKM juga bisa memanfaatkan momentum Presidensi G20 untuk mendongkrak ekonominya,” tandas Darussalam.

Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse sangat mendukung kehadiran fasilitas berbau digital. Itu dianggapnya sebagai salah satu cara untuk mengantarkan Baubau menjadi kawasan Smart City atau kota cerdas.

“Yang kita lakukan hari ini adalah upaya mencapai visi Kota Baubau yang Maju, Sejahtera, dan Berbudaya. Ini juga langkah kita dalam menyiapkan masyarakat dalam menyongsong masa depan transaksi elektronik di era new normal dunia ini” kata Monianse saat menghadiri peluncuran QRIS di 300 titik pasar Wameo, beberapa bulan lalu.(***)

  • Bagikan