BAUBAU – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau merancang penataan sanitasi yang sehat bagi masa depan. Semua bangunan rencananya tak diperkenankan lagi dibangun kakus ‘abadi’.
Kakus pada bangunan termasuk rumah baik milik Pemkot maupun warga umum tidak boleh lagi menggunakan septik tank yang tidak pernah penuh. Septik tank atau bak penampungan tinja sudah harus kedap.
“Penataan sanitasi di kota ini sudah harus menjadi perhatian serius mengingat (septik tank) itu barang yang penting buat keberlangsungan lingkungan,” kata Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse dikonfirmasi usai sosialisasi pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang sanitasi tahun 2023, di salah satu hotel, Senin (26/12).
Ia menerangkan, pengalihan ke septik tank kedap sudah saatnya mulai diterapkan. Sebab, pihaknya khawatir penggunaan septik tank ‘abadi’ yang terus-menerus akan mencemari sumber air baik di laut maupun di dalam tanah.
“Bayangkan 169 ribu penduduk, terus limbahnya baik kakus maupun non kakus ke mana kalau bukan ke laut atau ke dalam tanah. Di bawah tanah itu ada sumber-sumber air masyarakat. Kalau tidak ditata sekarang, maka ada waktu nanti di mana kita mengalami krisis air bersih,” jelasnya.
Menurut dia, selama ini cenderung menganggap enteng dampak dari septik tank yang hanya gali lalu tutup. Padahal, sadar tidak sadar, air tinja dalam septik tank itu kemungkinan besar telah mencemari air sumur atau bungker bawah tanah.
“Sudah ada regulasi terbaru kita bahwa bangunan baik itu milik pemerintah maupun masyarakat umum persyaratannya harus septik tank aman (kedap), jangan septik tank yang bocor. Septik tank bocor itu memang lama baru penuh karena airnya meluber ke mana-mana,” imbuhnya.
Lebih jauh, terang dia, pihaknya meyakini septik tank tidak kedap memiliki andil dalam meningkatkan keluarga berisiko melahirkan bayi stunting. Sebab, ibu hamil yang mengkonsumsi air tidak sehat tentu akan membuat bayi dalam kandungannya tidak sehat.
