Pelayanan Dinilai Buruk, Warga Desak Pj Bupati Copot Direktur RSUD

  • Bagikan

BUTONPOS. BATAUGA—Sejumlah warga menggelar aksi unjuk rasa, Senin (30/1/2023). Mereka menyoal pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Busel dinilai buruk. Akibatnya Direktur Utama RSUD Busel didesak mundur dari jabatanya.

Aksi ini buntut dari tindakan pemulangan pasien korban penikaman meninggal dunia Rian Swardi warga Kelurahan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga awal Januari lalu. Diduga dengan usus masih dibiarkan terburai. Bahkan terkesan pelayanan bertele-tele. Mengesampingkan tindakan pertolongan medis. Pasalnya korban dalam kondisi kritis.

Akibatnya, sejumlah keluarga korban mengecam hal itu. Menurut pihak keluarga korban yang sedianya mendapat layanan medis yang baik dan profesional justru terkesan diabaikan oleh oknum tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Selatan.

Imbas dari hal itu, maupun sejumlah pelayanan lain sebelumnya yang dinilai tidak manusiawi atas ulah sejumlah oknum tenaga medis di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Busel, kerabat dan keluarga korban langsung menggeruduk kantor Bupati Buton Selatan.

Hengki salah seorang keluarga korban menilai pasien yang menjadi korban tindak pidana dengan luka robek diperut hingga usus terburai diduga tidak mendapatkan pelayanan maksimal di RSUD Busel. Ia juga mengecam tindakan tak profesional dan tak berperikemanusiaan terhadap pasien.

Ia juga meminta pelayanan RSUD agar segera dilakukan evaluasi secara menyeluruh agar dapat berbenah diri dan para tenaga medis lebih profesional dalam bekerja.

“Tindakan itu sudah tidak manusiawi. Pasien sudah meninggal dunia, tapi tolonglah punya perasaan juga agar ususnya jangan dibiarkan begitu saja. Mestinya dilakukan tindakan medis dengan menjahit dulu luka robek diperutnya,” tutur Hengki.

Mereka menilai pelayanan UGD yang katanya pelayanan 24 jam itu hanya slogan saja. Karena diduga yang bopong korban hingga masuk diruang tindakan dan tidak ada satupun dokter ataupun perawat yang berjaga.

Diduga pula saat kejadian pelayan oknum medis yang diyakininya tengah tertidur pulas disalah satu ruangan UGD RSUD Busel. Parahnya pula oknum pelayan medis yang seyogyanya mengutamakan keselamatan pasien terlebih dahulu justru menayakan persoalan administrasi pasien. Hal ini dinilai berbelit-belit.

Persoalan administrasi yang berbelit-belit membuat kerabat kami tidak mendapatkan pelayanan yang baik di RSUD Busel. Yang parahnya lagi ketika kami meminta pasien untuk dirujuk saja di Kota Baubau tapi malah pihak RSUD yang bertugas malam itu meminta untuk peralatan yang menempel dibadan korban baik itu oksigen dan cairan impus untuk dilepas.

Keluh kesah keluarga korban dihadapan Pj Bupati Busel, Laode Budiman itu mendapatkan respon langsung. Menyikapi tuntutan keluarga pasien. Pj Bupati Busel langsung menginstruksikan untuk membentuk tim investigasi.

  • Bagikan

Exit mobile version