BUTONPOS, BATAUGA–Tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Buton Selatan turun menjadi 32,6 persen. Angka ini menempatkan status stunting Busel ke posisi ketiga se-Sultra.
Pj Bupati Busel La Ode Budiman menyatakan, perjuangan Pemkab Busel belum selesai soal stunting ini. Sesuai Renstra Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Selatan pada tahun 2022 harus bisa menurunkan prevalensi stunting sampai 30 persen.
Tahun 2023 target yang ingin dicapai menjadi 26 persen dan 2024 menjadi 24 persen, sedangkan target Nasional prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
Awal pekan ini juga sudah diresmikan mengukuhkan program Bapak/Bunda Asuh Stunting serta Kampanye Stunting Tingkat Kabupaten Buton Selatan tahun 2023, di aula Rujab Camat Sampolawa. Ini juga salah satu bagian perjuangan itu.
Budiman mengatakan, Pemkab Buseltelah melakukan akselerasi pembangunan dalam yang upaya menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat untuk mewujudkan visi daerah. Salah satunya adalah ribuan balita yang masih mengalami stunting.
Dinyatakan, prevalensi stunting di Kabupaten Buton Selatan masih sangat tinggi. Dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, angka stunting di Kabupaten Buton Selatan sebesar 45,2 persen dan menjadi daerah dengan stunting tertinggi di Sultra.
Langkah strategis yang dilakukan Pmekab Busel Tahun 2022 lalu, melalui SK Bupati Buton Selatan Nomor 170 tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Buton Selatan sudah menetapkan 29 desa lokus
stunting yang tersebar di 7 kecamatan.
“Pengukuhan Bapak/Bunda Asuh Stunting tingkat Kabupate Buton Selatan pada hari ini diharapkan menjadi roh dan penyemangat dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting, ” harapnya.