MAKKAH.BUTONPOS-Alhamdulillah jemaah Kota Baubau dan daerah sekitarnya pada 9 Dzulhijah 1445 H selesai melaksanakan Wukuf di Arafah, malamnya bergeser bermalam atau miqat di Muzdalifah.
Paginya atau 10 Dzulhijah masuk di maktab 69 di Mina. Setelah istirahat sejenak maka sore harinya sekitar pukul 17.00 waktu Mina keluar dari maktab dan berjalan kurang lebih 9 KM pulang pergi melakanakan salah satu rukun haji melempar Jumrah Aqabah.
“Untuk yang tidak dapat pergi karena kondisi kesehatan, atau Resti (risiko tinggi) yang dikhawatirkan mengancam keselamatannya, maka pelemparan jumarah dibadalkan ke jemaah lainnya (hal ini tidak membatalkan rukunnya),” papar Dr Sunaryo Mulyo, salah satu rombongan haji asal Baubau yang mengirimkan pesan pada koran ini, Senin (17/6) lalu.
Dikatakan, meskipun ada jemaah yang kelelahan di tengah jalan dan sempat istirahat dan terpisah dengan rombongan. Bahkan ada yang sempat mendapat pertolongan medis, tapi alhamdulillah semua jemaah pulang ke maktab dengan selamat.
“Selanjutnya pada hari ini atau bertepatan dengan 11 Dzulhijah maka pada sore hari nanti akan dilaksanakan kembali pelemparan tiga jumarah yaitu Ula, Wustha, dan Aqabah masing masing 7 lemparan kerikil,” ungkap mantan Kadis PU Kota Baubau pada era Wali Kota Amirul Tamim ini.
Diakui, pelayanan haji tahun ini cukup bagus. Mulai dari masuk asrama embarkasi Makassar hingga saat ini di Mina. Untuk makanan jemaah cukup bagus dan makanan mengalir terus. Makan nasi tiga kali dan tidak pernah terlambat.
Makan pagi, kata Naryo -sapaan Dr Sunaryo Mulyo- pukul 06.00 sudah siap. Makan siang pukul 11.00, makan malam pukul 17.00. “Saat di Makkah untuk Lansia yang tidak bisa makan nasi disiapkan bubur,” ungkapnya.
Kata pria berkacamata ini, petugas kesehatan selalu keliling cek kondisi jemaah. Peringatan untuk tidak keluar ruangan terutama pada siang hari selalu digaungkan untuk menghindari paparan panas karena suhu di Makkah, Mina pada siang hari berkisar antara 44° hingga 47°C. Jemaah dihimbau untuk selalu minum air putih campur oralit sejam sekali tanpa menunggu haus.
Contoh imbauan yang berantai dari ketua kloter hingga ke ketua regu untuk disampaikan ke jemaah haji: