DIREKTUR RSUD Kota Baubau, dr H Sadly Salman SpOG prihatin dengan “petaka” Lea-lea, siswi kelas VI SD yang diperkosa lebih 20 orang. Apa rekomendasinya? Berikut wawancaranya bersama wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.
Mungkin bisa dijelaskan terkait dengan dugaan kasus pemerkosaan di Lea-lea, ada korban seorang anak di bawah umur, terkait dengan hal tersebut apakah RSUD punya data hal yang berkaitan dengan kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur?
Terkait dengan kasus pelecehan seksual di bawah umur, memang selama ini semua kasus yang ada visum dimintakan ke RSUD Kota Baubau, dan kami mencatat dari tahun 2023 dari Januari sampai Desember terdapat 25 kasus visum pencabulan atau kekerasan seksual yang usianya di bawah 18 tahun. Ada 6 kasus usia 18 tahun ke atas.
Sedangkan di Januari sampai Juni 2024, kalau dengan kasus yang kemarin (Lea-Lea) sudah terjadi 12 kasus pencabulan atau kekerasan seksual yang kami lakukan visum itu yang usianya di bawah 18 tahun serta ada dua kasus dengan usia 18 tahun ke atas.
Terkait dengan fenomena tersebut kira-kira apa yang bisa dilihat dari perspektif medis?
Jadi kalau dari perspektif kami ini, bahwa sekarang terjadi dekadensi moral yang luar biasa di masyarakat terutama di anak kecil. Karena hampir selalu pelakunya juga seumuran segitu.
Jadi kemungkinan besar ini ada hal yang besar sedang terjadi, apakah itu dampak dari modernisasi atau apakah itu transformasi digital yang terlalu bebas sehingga tidak ada filter yang dilakukan oleh guru dan orang tua.
Dan itu juga menjadi salah satu warning bagi kami dari bagian kesehatan, agar melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya seksualitas sejak dini.