Double Check PPDB Baubau. Sifatnya Hybrid, Eko Prasetya: Buka Saluran Pengaduan di Medsos

  • Bagikan
PPDB: Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, itu yang dilakukan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, Eko Prasetya dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) membuka jalur pengaduan melalui media sosial (Medsos).(IRWANSYAH AMUNU)

Betul, jadi beberapa sekolah yang boleh dikatakan jumlah kuota Rombelnya sudah terpenuhi, tentu kita tidak akan buka lagi. Kita akan memberikan sekolah-sekolah yang masih membutuhkan peserta didik.

Inilah tujuan utama dari PPDB, adalah pemerataan. Jadi pemerataan supaya peserta didik kita terdistribusi. Insyaallah apa yang akan kita coba perbaiki di tahun 2024 adalah bagaimana meningkatkan kapasitas guru. Bagaimana meningkatkan ilmu dari guru.

Kemudian kita penuhi sarana prasarana utilitas sekolah. Supaya sekolah-sekolah yang lain juga mampu mendekati sekolah-sekolah yang boleh dikatakan favorit.

Sehingga kedepan yang saya katakan tadi, orang tua siswa betul-betul bisa ada trust, ada percaya untuk menitipkan putra-putrinya bersekolah di sekolah yang tersedia di Kota Baubau. Kami berharap besar, kerjaan ini tidak bisa kami lakukan sendiri. Kami butuh dukungan dari seluruh stakeholder, dari seluruh entitas yang ada.

Mari kita bergotong-royong untuk membangun dan menunaikan janji kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berarti ini di level SMP untuk empat sekolah yang dilock (kunci), sekolah apa saja?

Kalau empat sekolah ini, SMP 1 sudah penuh, SMP 2, SMP 4, SMP 18. Keterisiannya sudah sangat luar biasa.

Kami membuka dari 19 SMP yang ada, masih ada 15 SMP lagi. Itu yang bisa menjadi pilihan, insyaallah tidak kalah berkelasnya dari empat ini.

Karena ikhtiar kami di tahun 2024, kita akan sama-sama untuk berlari bersama.

Bisa diceritakan ada hal yang unik, adakah yang misalnya mengadu di sini lantas kemudian dicek rupanya harus diterima di sekolah yang bersangkutan?

Iya, ada beberapa pengaduan yang masuk dsisi kita, karena memang namanya juga sistem dioperasikan oleh manusia. Mungkin karena sedikit human error, tertulis 1,9 yang harusnya tertulis 0,9. Karena jarak ini di zonasi sangat menentukan. Satu meter pun juga akan menjadi seleksi yang luar biasa.

Tapi tantangan ini kami mencoba kekurangan yang ada, kita membuka jalur-jalur komunikasi dengan bentuk pengaduan-pengaduan kita buka di ruang-ruang yang ada di Dinas Pendidikan.

Sehingga masyarakat kalau mengandu, cukup disini saja. Kita selesaikan bersama. Kemudian ini menjadi solusi bagi kita semua.

Kanal apa yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk bisa berinteraksi secara virtual atau hotline?

Kita punya hari ini beberapa media sosial, ada IG yang kontennya cukup updating, kemudian kita juga punya kanal Facebook. Terakhir kita juga punya kanal WhatsApp channel, bukan WhatsApp grup, tapi WhatsApp channel.

Apa namanya?

Jadi WhatsApp channel kita, Dikbud Baubau, silahkan searching aja di WhatsApp. Nah informasi yang ada di Dikbud Baubau, maupun di Instagram maupun di Facebook ini adalah banyak sudah dimanfaatkan oleh masyarakat kita untuk menanyakan, berkeluh kesah.

Jadi pesan kami sudah mulai menangkap di sana, karena memang hampir seluruh masyarakat kita gadget adalah pegangan. Gadget adalah senjata untuk bagaimana mendapatkan informasi. Maka kami mendekatkan layanan itu untuk masuk dibeberapa kanal-kanal digital tadi.(***)

  • Bagikan