SJAFEI Kahar, Bupati Buton dua periode merupakan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara yang mempunyai elektabilitas paling tinggi. Apa magnetnya untuk mendampingi Tina Nur Alam (TNA) dalam Pilgub nanti? Berikut penuturannya kepada wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.
Bisa dijelaskan konstalasi politik hari ini, nama bapak paling kuat yang didorong berpasangan dengan Tina Nur Alam?
Dalam Pilgub Sulawesi Tenggara 2024-2029 saya adalah salah satu pendukung berat Calon Gubernur Sulawesi Tenggara, Tina Nur Alam. Dalam perkembangannya, setelah saya diskusi dengan beliau rupanya banyak kesamaan visi-misi di antara kami berdua baik terhadap pembangunan Sulawesi Tenggara maupun bagaimana kita menjaga, memelihara Sulawesi Tenggara ini agar tetap di bawah pengaturan kepemimpinan dari putra putri empat pilar di Sulawesi Tenggara.
Ada ungkapan mendorong Tina Nur Alam berpasangan dengan kader Golkar bagaimana memaknai hal itu?
Saya memang pernah membaca pernyataan tokoh Golkar Sulawesi Tenggara di WA Grup Sultra Bersatu, bahwa dia inginkan yang mendampingi Ibu Tina adalah kader Partai Golkar.
Tadi malam kebetulan saya jalan-jalan di Jakarta, sambil makan mie Aceh, ada orang DPP saya diberi tahu: Sekarang Kamu itu memanas di DPP, karena maunya Ibu Tina Nur Alam pasangannya Kamu. Tapi tokoh di Sulawesi Tenggara dia katakan, Kamu bukan lagi kader Golkar. Dia dorong kader lain yang diduga keras adalah keluarganya.
Saya bilang, saya dulu mau (Caleg DPR RI), memang pernah menggunakan PPP di 2018. Tapi waktu itu saya di Golkar Munas Ancol, ketuanya Agung Laksono. Saya punya ketua di provinsi Oheo Sinapoi. Mereka tahu.
Saya tidak ditegur, tidak ada pemecatan. Jadi kalau orang lain yang bilang saya bukan kader Golkar, apa haknya.
Lha saya ini tahun 71 sudah pegawai Dinas Pertanian Sulawesi Tenggara. Sudah jadi anggota Golkar, 71, 76, 81, 86, 91, 96. Saya Golkar terus sepanjang hidupku, sampai hari ini.
Dan sampai hari ini saya belum pernah menerima SK pemecatan, teguran dari Partai Golkar untuk saya.
Berarti dengan kata lain, bapak adalah kader tulen Partai Golkar?
Kader (sejak tahun) 71, mungkin saya yang paling senior sekarang. Yang lain sudah pada mati mungkin. (tahun) 71 saya sudah pegawai Pertanian provinsi.
Kemudian saya ini dengan Ibu Tina, saya tanya kenapa (saya jadi Calon Wagub), saya ini sudah tua. Kenapa kok sama saya?
(Kata TNA) Saya ingin pemerintahan saya nanti, apakah lima tahun atau 10 tahun bebas korupsi. Bapak kan 10 tahun bebas korupsi. Bapak yang saya minta untuk pengawasan birokrasi supaya tidak ada korupsi di dalamnya. Kan hanya bapak yang bebas korupsi pada pimpinan ini. Kalau disodorkan yang lain, untuk apa?
Secara historis bapak adalah bupati pertama di Sultra yang mendapatkan opini WTP dari BPK?
Saya adalah bupati pertama yang meraih WTP pertama di Sulawesi Tenggara. Saya jugalah bupati yang 10 tahun tidak ada stafnya masuk penjara karena korupsi.
Dengan cara apa itu? Dengan keteladanan. Saya terkait keuangan, pokoknya tidak usah macam-macam, ikuti aturan kalau mau aman, mau selamat, mau enak tidur.
Makanya saya sampai hari ini enak tidur. Karena saya ikuti saja aturan. Tidak mau pijaki keuangan, kalau yang lain tidak ada penjaranya saya berpijak. Tapi kalau dalam keuangan ada penjaranya, tidak mau saya. Saya tidak mau pusing.
Bisa dijelaskan dulu menjabat Ketua Golkar Kabupaten Buton tiga periode?
Jadi pertama saya Ketua Golkar adalah Musda Golkar Kabupaten Buton di 2004. Kemudian di 2009, kemudian di 2014. 2014 karena saya tidak sehaluan dengan pimpinan Golkar waktu itu, saya pindah di versi Munas Ancol, Pak Agung Laksono. Karena saya tidak tahan dengan praktek ketua waktu itu disebelah.
Saya ini kan berpolitik pakai hati, bukan politik busuk. Maka sampai hari ini saya tenang-tenang saja, senyum-senyum aja. Karena hati saya selalu berbicara.
Saya selalu ukur dengan hati, bukan ukur dengan syahwat. Bukan diukur dengan hawa nafsu, syahwat politik.
Tapi politik pun saya mempunyai etika, dengan hati. Sehingga alhamdulillah, tidak ada musuh-musuh keras saya.
Kalau pun dia terlalu keras memusuhi saya, dia kembali ke dirinya. Dia terbanting.
Berarti tiga periode di Golkar, kepengurusan siapa di DPP?
DPP yang pertama, Akbar Tanjung, baru diganti JK, baru diganti Abu Rizal Bakrie, baru Abu Rizal lagi, tapi dua versi dengan Agung Laksono versi Ancol.
Saya sudah pindah diversi Ancol. Bukan lagi yang disebelah, saya memang tidak cocok. Karena terlau busuk di dalamnya.
Sejak masa sebelum Abu Rizal Bakrie, dari masa JK sudah di Golkar?
Dari Akbar Tanjung, bahkah sejak 71 saya sudah jadi anggota. Saya pegawai negeri Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara. Saya 71 sudah memilih di Gedungnya Korem Kendari.
Saat jadi Ketua Golkar sempat Golkar suara terbanyak di Buton?
Waktu saya bupati begini ceritanya, saya ini kan pernah dihantam Golkar katanya PPP, dihantam PPP katanya Golkar.