Batal dengan TNA. Sjafei Kahar: Akan ada Penggantinya

  • Bagikan
Ir H LM Sjafei Kahar

BUTONPOS.BATAL berpasangan dengan Tina Nur Alam (TNA) dalam Pilgub Sultra, Bupati Buton dua periode, Ir H LM Sjafei Kahar terus bergerak. Apa langkah politik selanjutnya? Berikut wawancaranya bersama wartawan Buton Pos, Irawansyah Amunu.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, alhamdulillah saat ini kita berjumpa dengan Pak Haji Ir LM saf Kahar Bupati Buton dua periode yang telah tiba di Kota Baubau. Bagimana Pak Haji melihat dinamika politik terakhir setelah keputusan DPP (Partai Golkar) yang memasangkan Ibu Tina dengan Ikhsan Ridwan. Silahkan Pak Haji tanggapannya?

.
Waalikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh, pertama-tama saya terima kasih kepada Bapak H Nur Alam yang telah memberi kesempatan saya untuk diajak sebagai wakilnya Ibu Tina. Dua bulan lebih berjalan, situasi Saya keluar masuk di rumah beliau baik di Kendari di Jakarta sudah seperti keluarga.

Jadi pada kesempatan ini, tentunya saya tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bapak Nur Alam, maupun ibu dan keluarganya yang telah menerima saya sebagai anggota keluarga, maupun sebagai calon wakilnya Ibu Tina. Soal perkembangan terakhir yang dikeluarkan oleh DPP, itu memang dinamika yang bergerak.

Kalau saya tidak salah empat hari sebelum itu, Pak Nur Alam menugaskan Widi dengan Nasir Baso memberitahukan kepada saya bahwa ada kejadian tidak disangka-sangka yang terjadi di Golkar. Akibatnya mungkin bukan saya lagi wakilnya Bu Tina.

Jadi sudah berapa hari katanya itu berjalan. Saya kan tidak tahu, saya kerja saja di lapangan. Ada bahasanya Pak Nasir seandainya saya ndak jadi berpasangan, tolong tetap sama Ibu Tina.

Saya bilang, saya katakan, saya dari awal pendukung Ibu Tina. Soal kondisi ini, saya coba cek dulu. Seandain murni pengaruh partai ya ndak mungkin kita salahkan Ibu Tina. Karena dia tergantung kan sama partai.

Ternyata, itu alasan yang dikondisikan oleh senior Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara yang ingin bisa meluruskan lagi keluarganya disitu. Bahwa yang bisa calon, Golkar harus dapat wakil. Dan wakil itu harus kader aktif.

Saya langsung gugur kan. Jadi waktu turunnya rekomendasi dari DPP, saya belum bisa. Saya belum dapat KTA.
Tapi besoknya saya sudah pegang KTA. Namun setelah saya cek, sepertinya Ibu Tina sudah masuk dalam apa yang dibuat (senior Golkar Sultra).

Karena saya juga tidak diberitahu secara pasti, maka saya mundur sendiri aja. Tidak mungkin saya bertahan disitu, sementara saya tahu bahwa mereka sudah kompak dengan anaknya Pak Ridwan.

Tapi terus terang (ada yang mengatakan) tidak mungkin saya bisa saya mendapat KTA, disitu masalahnya. Ternyata mungkin, hanya dua malam saya urus sudah ada.

Kemudian dengan pengumuman dari DPP, ada dinamika politik lagi yang terjadi Airlangga mundur dari ketua DPP Partai Golkar. Gimana Pak Haji memandang dinamika ini?

Gini, saya lanjutkan tadi. Setel saya dapat KTA, saya sudah digiring untuk. Kan berarti saya sudah memenuhi syarat. Tapi setelah saya cek, Nur Alam maupun Ibu Tina sudah kuat disitu (berpasangan dengan Ikhsan), jangan kita ganggu. Yang penting saya sudah pegang KTA, biar dia berjalan sesuai keinginan mereka.

Saya ndak mau bermain di atas air keruh, biarkan saja.

Dengan mundurnya Airlangga, ini kan menghadapi Munas, dari Musda. Teman-teman di DPP mendorong saya untuk ikut Musda di Provinsi Sulawesi Tenggara. Karena dasarnya KTA kan sudah ada.

Yang tadinya, oleh senior kita di Sulawesi Tenggara Golkar, bahwa Pak Sjafei bukan lagi kader Golkar.

Itu yang bikin marah saya sebenarnya. Kalau dia mau usulkan anaknya, apanya, kemenakannya silahkan. Tapi jangan kau ganggu pribadi saya. Mentang-mentang kau di atas, apa kamu.

Kalau dia mau dukung siapa saja, hak politik dia. Tapi jangan lagi kau hina saya, bahwa saya bukan lagi anggota.

Berarti dengan kata lain bahwa Pak Haji ini punya potensi untuk bisa menjadi orang nomor satu di Golkar Sultra?

Sangat besar potensi Pak, karena apa? Saya tercatat pimpinan sidang Munas Ancol yang melahirkan Agung Laksono sebagai Ketua Umum (DPP Partai Golkar).

Artinya ini menjadi referensi juga secara politik?

Justru itu, sampai datang itu kartu anggota. Kan sudah dibayar disana supaya tidak keluar kartu anggota, didengar Agung, ei kasih keluar itu kartu anggota untuk Sjafei Kahar. Orang baik itu. Perintah Agung itu.

Dengan demikian bahwa dinamika politik di Golkar masih terbuka?

Masih sangat terbuka sekarang. Saya mau berangkat besok (Selasa, 13/8) tapi pesat tidak ada. Ini yang saya pegang ini kuat Pak, KTA ini. Bukan Kendari yang terbitkan, DPP. Langsung konek KPU.

Dengan begitu, Golkar tidak bisa diklaim oleh salah satu pihak pun untuk Pilgub Sultra?

Sudah ada itu, sudah ada. Tapi masih sangat mudah itu, kalau tidak dikawal baik-baik, dia rontok juga. Dan saya tahu prosesnya.

Sebelum lahirnya untuk pendaftaran di B1 KWK, maka itu belum bisa diklaim?

23 (Agustus) baru mengeluarkan partai, tanggal 23. Ini baru tanggal 12, masih 11 hari. 10 hari ini waktu yang panjang untuk berubah.

Semua kemungkinan masih bisa terjadi?

Masih sangat, masih sangat bisa.

Apalagi dengan dinamika yang ada sekarang?

Dinamika di Pusat kan akan menggoyang ke bawah. Dan teman-teman saya di Ancol menunggu saya.

Bisa dikatakan Pak Haji ini Kuda Hitam di Partai Golkar untuk bisa menjadi orang nomor satu di sana nanti di Sulawesi Tenggara?

Ya kita berserah kepada Allah, kalau Allah kasih pasti dapat. Kalau tidak juga, umur juga sudah 73 tahun. Mau cari apa lagi.

Terus Pak Haji, dengan dinamika yang ada sekarang, tadi Pak Haji sudah mengatakan bahwa biarlah tidak mau bermain di air keruh silakan Ibu Tina dengan pasangan yang direkomendasikan oleh Partai (Golkar). Apakah sudah ada suara-suara dari luar yang ingin menggandeng atau menggaet Pak Haji untuk berpasangan dalam Pilgub nanti?

Yang sudah komunikasi dengan saya, tim intinya Pak Ruksamin. Tadi menemi saya, mau mengatur pertemuan karena kebetulan beliau masih di Jakarta. Saya masih di saya di (Baubau) sini.

Sebenarnya saya juga besok mau ke Jakarta, tapi pesawat penuh. Saya bilang silahkan, saya siap. Karena sebenarnya Ruksamin ada satu hal yang ada sama, tidak ada sama yang lain. Hanya ada sama
saya juga. Kami sama-sama remaja masjid.

Satu frekuensi berarti Pak Haji?

Satu frekuensi iya. Kata hadis, orang yang baik itu akan dikasih teman yang baik.

Sama-sama remaja masjid, orang baik akan ketemu teman baik?

Ya, kira-kira begitu.

Ibaratnya sudah berjodoh Pak Haji?

Saya tidak tahu, mungkin jalan-jalan Allah ini. Karena kan sering dia nginap di tempat saya, di hotel. Kita giliran tuh, kalau dia azan, saya Imam. Kalau saya Imam, dia azan.

Tetapi saya angkat tangan, dia punya bacaan bagus. Suaranya bagus, suarat-suarat panjang. Hafalan saya lemah, jadi saya surat pendek.

Suaranya masih bagus dia dari saya. Saya sebenarnya, ya memang karena saya selalu rindu mendengar suara tilawah Al-Qur’an. Jangan sampai juga ini mungkin sudah Allah yang atur. Pasti Allah yang atur, tidak ada yang kebetul.

Berarti dengan dinamika yang ada sekarang, potensinya untuk Pak Haji berpasangan dengan Pak ruksamin sangat terbuka?

  • Bagikan