BUDAYAWAN Buton, Dr La Ode Abdul Munafi menerangkan hidup hari ini dan yang akan datang sesungguhnya adalah pertemuan antara masa silam dengan masa yang akan datang.
“Dipertemukan oleh masa kini akan halnya Kota Baubau kini. Akan halnya Kota Baubau yang kita jumpai hari ini saudara-saudara akan halnya kota bau-bau tempat kita menghirup udara kehidupan hari ini, niscaya adalah kenyataan-kenyataan masa silam yang akan senantiasa dengan harapan harapan masa depan yang membuhul dalam kenyataan hidup masyarakatnya,” paparnya dalam orasinya saat deklarasi pasangan Haji Yusran Fahim-Waode Hamsinah Bolu (HYF-WHB) di Kotamara, Minggu (25/8) lalu.
Menurutnya, HYF-WHB adalah pilihan cerdas.
Dikatakan, masa kini adalah sejarah yang akan terus menyejarah seiring perjalanan waktu. Masa kini ada karena masa silam, masa kini adalah bagian dari masa depan.
“Oleh karena itu saudara-saudara dalam rangka membangun kehidupan di masa kini sekaligus untuk menyiapkan landasan kehidupan untuk masa yang akan datang maka tidak salah jika sesekali kita menoleh ke belakang menoleh ke masa silam. Ibarat pelayaran bangka, laksana pelayaran lambo, laksana pelayaran perahu, tidak salah jika sesekali kita menoleh ke buritan,” paparnya.
“Sekali lagi untuk membangun kehidupan di masa kini sekaligus untuk menyiapkan landasan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang sejarah hanya akan bermakna saudara-saudara apabila dimaknai dalam konteks pemaknaan seperti itu,” bebernya.
Kata Munafi, lantas apa yang kita bisa maknai dari sejarah panjang negeri ini? Menurutnya, dalam kaitannya dengan momentum pertemuan Akbar Deklarasi HYF-WHB, setiap generasi bertanggung jawab sesuai dengan kondisi zamannya.