BERLIAN Menata Buton. Sumarlin: PAD Naik 20 Kali Lipat, Desa Bisa Ekspor

  • Bagikan
DESA BISA EKSPOR: Calon Wakil Bupati Buton, LM Sumarlin diwawancara Pemred Buton Pos, Irwansyah Amunu dalam podcast Catatan Irwansyah Amunu. (IST)

DUET Dr H Bere Ali-LM Sumarlin (BERLIAN) punya strategi khusus untuk membuat Buton melesat jauh. Bagaimana kiatnya? Berikut wawancara Erin -sapaan LM Sumarlin- Bersama wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.

Berlian mengangkat visi Buton maju dan berdaya saing 2024-2029, apa maksudnya?

Saya ada prolog sedikit, kenapa saya dan Pak Ali bisa menjadi satu pasangan sehingga hari ini menjadi salah satu kandidat yang akan bertarung. Saya mengenal sosok Bere Ali sebagai orang yang baik, dan jujur.

Kedua, beliau hanya ingin menjadi bapak buat Kabupaten Buton. Itulah yang meyakinkan saya, bahwa pengalaman beliau profesional dibidang birokrasi terbukti dengan di daerah orang pernah menjabat sebagai Pj Bupati Penajem Pasir Utara (Karlimantan Timur). Saya sendiri latar belakangnya yaitu ekonom, mungkin kesehariannya hanya bergelut di dunia bisnis dan investasi.

Nah mungkin dengan kolaborasi ini, semoga bisa menjadi harap baru buat Buton. Karena kami berdua datang dari akar rumput yang sudah lama menjadi perantau dan alhamdulillah mungkin berhasil di negeri orang. Jadi apa yang kami punya pengalaman, ilmu yang kami punya bisa diimplementasikan di Kabupaten Buton.

Terkait pertanyaan tadi, Menjadikan Buton Maju dan Berdaya Saing, artinya apa hari ini kita melihat kondisi di Kabupaten Buton, bahwasanya sumber daya alamnya sangat berlimpah khususnya dari sektor agromarin. Kalau kita melihat pengalaman saya menjadi ketua Kadin di Kabupaten Buton, kurang lebih saya menjabat dua tahunan lebih. Hampir dua tahun setengah dan saya sudah mengelilingi banyak desa dan kecamatan di Kabupaten Buton.

Saya melihat memang kurangnya intervensi untuk petani dan nelayan, dalam hal marketing atau pemasaran sehingga nelayan dan petani hanya menjadi bagian dari proses jual beli. Dalam hal ini, apa yang mereka tanam dan tangkap di laut sebenarnya diluaran itu harganya bisa berkali-kali lipat seandainya ada intervensi pemerintah daerah dalam hal penjualan.

Karena selama ini saya melihat, intervensi mungkin lebih banyak ke pupuk dan bibit untuk petani. Mungkin bisa alat tangkap untuk nelayan, tetapi pada dasarnya apa yang dikerjakan belum kelar. Menurut saya finalisasinya adalah untuk menjadi daerah yang berdaya saing dan maju di tahun 2024 sampai 2029 nanti.  

Kami dan Pak Ali, atau Saya berdua berpikir bahwa pemerintah tidak hanya diawal tapi diakhir juga mengintervensi langsung, seperti apa hasil yang mereka dapatkan.

Contoh dari sektor perikanan, apabila misalnya ke depan dari sektor perikanan kita mengambil satu sampel. Misalnya di musim Timur lagi musim tuna, nah tuna ini sebenarnya harga yang mahal dimana. Kalau misalnya pasar internasional yang mahal, tugas pemerintah daerah bagaimana menembus pasar tadi. Kalaupun juga harga domestik naik, maka tugas pemerintah daerah dalam hal ini melalui Dinas Perdagangan membentuk atau menghidupkan kembali Perusahaan Daerah (Perumda).

  • Bagikan