“Dari total pembiayaan MUF di Sulawesi, porsi terbesar untuk mobil Daihatsu, kontribusinya mencapai 56 persen,” tutur Supriyanto.
Menurut dia, pencapaian besar MUF di IBT karena jaringannya yang luas, mirip seperti Daihatsu yang memiliki sales point hingga ke pelosok. Hal itulah mengapa, MUF bisa tumbuh seiring pertumbuhan Daihatsu di IBT.
Dijelaskan, dari total pembiayaan untuk mobil Daihatsu, 53 persen untuk kendaraan komersial yakni Gran Max Pick Up. Sedangkan untuk kendaraan penumpang, didominasi produk low cost green car (LCGC) Sigra dan Ayla. “Demand komersial tergantung wilayahnya, seperti perkebunan sawit yang butuh banyak mobil pick up. Seperti di wilayah Bone yang memiliki potensi dari pertanian,” kata Supriyanto.
Tahun 2025, Supriyanto berharap dengan kolaborasi yang bagus dengan Daihatsu, MUF di Sulawesi bisa tumbuh 26 persen lebih tinggi dari tahun lalu. “Walau ada kebijakan efisiensi, tapi saya yakin pemerintah tetap akan menumbuhkan ekonomi dan tentunya akan berdampak di sektor otomotif,” papar Supriyanto.
Sementara itu, Kepala Wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation Tulus Pambudi mengatakan, sebanyak 90 persen penjualan mobil Daihatsu di IBT menggunakan skema kredit. Hal itulah yang membuat pihaknya menggandeng perusahaan pembiayaan dengan intensif seperti ACC sebagai value chain Daihatsu, kemudian dengan Mandiri Tunas Finance, Adira, dan juga BCA Finance. “Inilah yang membuat kami tumbuh dan memberikan kontribusi besar bagi penjualan Daihatsu secara nasional,” tutur Tulus.
Ia optimistis, tahun 2025 dengan sejumlah strategi baru, pihaknya bisa tetap menjaga pertumbuhan yang positif. Apalagi jika dilihat dari market share.(p20/int)