BUTONPOS.BATAUGA-Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Buton Selatan menggelar unjuk rasa, Senin (4/8/2025). Dalam aksinya massa menyoal sejumlah proyek gagal di Busel.
Aksi unjuk rasa ini sempat diwarnai kericuhan. Antara massa dengan sejumlah Pol PP yang mengawal jalanya aksi demontrasi ini di depan kantor Bupati Busel. Aksi saling dorong dan adu mulut tak terhindarkan.
Massa sempat dihalau masuk di kantor Bupati Busel untuk menyampaikan aspirasinya. Namun setelah bernegosiasi aksi unjuk rasa kembali berjalan lancar.
Massa menyoroti proyek yang diduga gagal mega proyek pembangunan kantor Bupati Busel dengan anggaran Rp 18 miliar tahun 2025.
Mega proyek gagal Dana Alokasi Khusus (DAK) di Dinas Kesehatan Busel tahun 2025 pembangunan laboratorium Rp 13 miliar.
Selain itu pula masa menyoal pekerjaan siluman simpang tujuh di Desa Lawela perbatasan Kota Baubau dan Busel tahun 2023. Kuat dugaan sejumlah upah sopir mobil truk pengangkut material timbunan dan upon pekerja buruh belum dibayar.
Belum cukup disitu, massa menyoal pengadaan aplikasi SIMRS RSUD Busel tahun 2023 yang belum terkoneksi dengan baik. Pun juga diduga menelan duit daerah ratusan juta rupiah.
Mereka juga menyoal pengadaan jaringan internet (KIM) untuk desa/kelurahan yang dianggarkan di Dinas Komunikasi dan Informatika Busel tahun anggaran 2022. Kuat dugaan pula tak difungsikan hingga saat ini. Hal ini diduga menghabiskan duit daerah ratusan juta rupiah.
Massa ditemui pejabat Pemkab Busel. Namun tak banyak diskusi. Pasalnya masa menginginkan bertemu Bupati Busel H Muhammad Adios.
Salah seorang orator La Ode Asrul Kalam menilai mestinya Bupati Busel, bukan hanya sebatas wacana pembangunan namun aksi nyata bentuk wujud pembangunan daerah. Bukan hanya sebatas opini menjanjikan program ini dan itu. Tapi realisasinya nol.