Alala Tona

  • Bagikan
Irwansyah Amunu

Setelah Pak Kaimoeddin, Pak Ali Mazi. Juga begitu, bagaimana isu-isu Pulau Muna, Pulau Buton. Berlanjut sampai dengan masa Nur Alam.

Tapi saya pada waktu 2003, masih gubernurnya Pak Ali Mazi, saya jadi wali kota. Ketika itulah kita melihat bagaimana momen kapan kita ingin membuka lebih awal. Agar ketika terjadi Buton, Muna dermaganya, kita siap mengantisipasi dan merancang Kota Baubau supaya sinergi dengan kehadiran itu.

Dulu yang Bapak lakukan tidak hanya menuju, tapi sudah menyiapkan sebagai kota satelit. Dan itu jauh sebelum saat ini, tapi Bapak sudah memikirkan hal itu.

Ya, itu kan sebagai rangkaian panjang dari cerita tadi. Sehingga Saya selaku Wali Kota Baubau, bagaimana menyiapkan Baubau sebagai kota masa depan.

Visa pertama saya pada waktu itu, ingin menjadikan Baubau sebagai pintu gerbang ekonomi dan pariwisata Sulawesi Tenggara. Pada waktu itu dengan berbanyak potensi, karakter, dan aksesibilitas kita melihat bahwa Baubau di Pulau Buton, tidak jauh dengan kawasan Nusa Tenggara Timur.

Orientasinya ke Makassar, kemudian pada waktu itu juga ketika Pak Alala memfasilitasi atau membuka informasi tentang salah satu potensi di daerah Kaledupa, Pulau Hoga. Sehingga itu sudah viral betul dikalangan para pelaku-pelaku wisata.

Baubau harus menjemput dinamika itu. Sehingga pada waktu itu, kita sudah lakukan visibilitas tadi bagaimana membuka jalan dari Kalialia ke Palabusa. Jadi kita lakukan survei, studi kelayakan dengan karakter tebing dan batu pada waktu itu. Tetapi harus kita mulai, tahun 2007.

Sehingga alhamdulillah, jalan dengan konsep 25 Meter dari Kalialia ke Palabusa pada waktu. Kenapa kita yakin bahwa Jembatan Buton-Muna pasti, sisa tunggu kapan. Tapi pasti akan terwujud.

Karena yang pertama, bahwa masih banyak potensi terpendam yang belum terungkap yang ada di Pulau Buton. Banyak hal yang akan menentukan mungkin masa depan Indonesia ada di sini.

Yang kedua, satu-satunya pulau yang enam jembatan pelabuhan Ferinya, Pulau Muna. Jadi, Pulau Muna itu mempunyai pelabuhan feri enam.

Jadi kalau hanya dilayani dengan sistem angkutan laut tradisional yang seperti selama ini, saya kira akan menjadi sesuatu kendala besar ketika kawasan ini menjadi satu pusat dari ekonomi kawasan.

Sehingga tanggung jawab kita sebagai kepala daerah pada waktu. Kebetulan posisinya di Kota Baubau, maka kita menjemput dinamika masa depan, dengan konsep itu.(Follow TikTok: @IrwansyahAmunuNews)

  • Bagikan