“Lebih parah yang ini dibandingkan tahun kemarin. Saya duga begitu karena tahun lalu airnya tidak sampai menyebrang jalan. Sekarang ini merendam dari deretan baruga adat hingga menyebrang ke pasar,” ujarnya.
Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Baubau ini menduga banjir parah ini tidak terlepas dari penebangan liar yang berlangsung di hutan lindung wilayah Lawele. Salah satunya penebangan kayu besi dalam jumlah banyak, baru-baru ini.
“Sayangnya kayu itu lolos begitu saja, tanpa ada kepastian hukum. Kayu-kayu di muat tengah malam menggunakan tronton menuju ke kapal kayu yang memang sudah disiapkan. Awalnya di perairan Nambo, tapi mereka pindah pemuatan di Kakenauwe,” ujarnya. (Exa)