Ali mengatakan, panjang bentangan tebing yang dianggap rawan longsor itu ditaksir 380 meter. Hasil indentifikasi, area tersebut ada lima unit rumah warga Tarafu di dekat bibir tebing dan sekitar 13 unit kios di bawah tebing.
“Tahun 2018 lalu saya pernah bersurat ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kami berharap pemerintah bangun semua (talud sepanjang 380 meter), tapi kalau anggaran terbatas, mohon prioritaskan dulu yang berada dekat eks kebakaran pasar,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kota Baubau, Hamkah mengakui pihaknya sudah menaruh perhatian terhadap daerah rawan longsor di tebing tersebut. Pun, pihaknya telah mengusulkan bantuan anggaran pembuat talud ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Oktober 2020 lalu.
“Pembangunan talud di tebing itu sebenarnya sudah dua kali diajukan pada Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Tapi, mungkin karena anggarannya terlalu besar, makanya APBD kita tidak sanggup. Sehingga, kami dorong ke BNPB,” ujar Hamkah di kantornya.
Kata dia, pihaknya menaksir pembangunan talud dengan panjang 380 meter dan tinggi 8-10 meter di area tersebut membutuhkan anggaran sekira Rp 4 miliar. “Mudah-mudahan tahun (2022) ini, pembangunan talud yang kita itu disetujui BNPB,” ujarnya.(exa)