“Sejak konsepsi terjadinya janin kalau kondisi psikologi ibunya, kondisi gizi ibunya dan kondisi status kesejahtraannya maka itu akan berpengaruh,” jelasnya.
Stunting tidak hanya menyasar mereka yang tidak mampu dari sisi ekonomi bahkan masyarakat mampu sekalipun bisa mengalami stunting, hal itu disebabkan belum tentu makanan bergizi yang dikonsumsi sudah sesuai.
“Kadang-kadang stunting juga dialami orang mampu, hal itu disebabkan kurangnya pemahaman mereka tentang gizi. Dia pikir makan apa saja, mereka bisa beli apa saja tetapi rupanya kandungan gizinya tidak memenuhi sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin,” tandasnya.
Secara nasional ditargetkan pada tahun 2024 angka stunting berada diangka 14 persen. Lanjut Ketua DPD PDI Perjuangan ini menyebutkan, sementara saat ini Baubau masih berada diangka 16 persen, berarti masih berada 2 persen di atas target nasional.
“Nah inilah yang menjadi kerja keras kami selama lebih dua tahun ke depan untuk berupaya menurunkan angka-angka itu minimal rata-rata dengan nasional,” harapnya.(p5)