Penyintas Covid-19 Bisa Sakit Jantung dan Stroke Usai Setahun Sembuh

  • Bagikan
ILUSTRASI Sakit jantung. (Pixabay)
ILUSTRASI Sakit jantung. (Pixabay)

Butonpos – Covid-19 dapat merusak organ manusia, tak hanya paru-paru tetapi jantung, pembuluh darah, hingga organ lainnya. Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menyebutkan penyintas Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang (long Covid) sekalipun sudah setahun sembuh.

Dikutip dari jawapos.com, setelah satu tahun sembuh, penyakit seperti serangan jantung dan stroke bisa menjadi ancaman. Analisis data Financial Times dari Pusat Kesehatan Masyarakat (NHS) Inggris menunjukkan peningkatan signifikan dalam kematian akibat penyakit jantung sejak awal pandemi di semua kelompok kecuali kelompok usia paling tua.

Pada kelompok usia 40-64 tahun, kematian akibat serangan jantung meningkat 15 persen pada tahun 2021 dibandingkan dengan 2019. Pada Februari, analisis terhadap lebih dari 150 ribu catatan dari database perawatan kesehatan nasional di Departemen Urusan Veteran AS menunjukkan bahwa bahkan beberapa orang yang tidak sakit parah (gejala ringan sedang) dengan Covid memiliki peningkatan risiko masalah kardiovaskular setidaknya selama satu tahun sesudahnya.

Para peneliti menemukan ancaman gagal jantung dan stroke tetap mengintai lebih tinggi pada orang yang telah pulih dari Covid-19 dibandingkan mereka yang tidak terinfeksi. Analisis terpisah dari data VA, yang diterbitkan pada bulan Maret, menunjukkan bahwa pada ‘fase pasca-akut’ penyakit, orang dengan Covid menunjukkan peningkatan risiko diabetes.

“Yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa ini benar-benar kondisi (ancaman) seumur hidup,” kata Kepala Penelitian dan Pengembangan di VA St Louis Health Care System dan ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington di St Louis, dr. Ziyad Al-Aly, seperti dilansir dari Financial Times, Rabu (31/8).

Sementara 4 persen lebih orang terkena gagal jantung setelah infeksi Covid daripada mereka yang tidak terinfeksi. “Itu karena jumlah orang yang terinfeksi Sars-Cov-2 di dunia sangat besar, bahkan persentase kecil akan diterjemahkan ke dalam angka absolut yang sangat besar,” tambahnya.

“Apakah itu cukup untuk meningkatkan beban penyakit kronis dan selanjutnya menambah beban pada sistem perawatan kesehatan? Kami rasa jawabannya iya,” katanya lagi,

  • Bagikan