Nelayan Kolese Ingin Dibuatkan Talud

  • Bagikan
Lurah Kolese, Muhulisi menerangkan lokasi tebing rawan longsor ke personel BPBD Baubau, Jum'at (9/9). Lokasi itu menjadi tempat lalu-lalang nelayan setempat. (Foto Texandi)
Lurah Kolese, Muhulisi menerangkan lokasi tebing rawan longsor ke personel BPBD Baubau, Jum'at (9/9). Lokasi itu menjadi tempat lalu-lalang nelayan setempat. (Foto Texandi)

BAUBAU – Nelayan Kolese Kecamatan Lea-lea tak lekang dari jalan terjal. Setiap hari, mereka harus lalu-lalang di tebing cukup tinggi menuju ke bibir pantai di daerah itu.

Jalanan seukuran tubuh dua orang dewasa tersebut terbilang curam. Di pertengahan jalan, ada satu lokasi yang diyakini masyarakat lokal sebagai meja bidadari. Tidak jauh dari situ, terdapat pula sumur air tawar dekat pesisir.

“Siang dan malam nelayan rumput laut dan nelayan tangkap termasuk nelayan budidaya Lobster melewati jalan ini. Tinggi tebing ini antara 10-12 meter,” kata Lurah Kolese, Muhulisi dikonfirmasi di kaki tebing tempat lalu-lalang warganya, Jum’at (9/9).

Sebenarnya, ujar dia, warga Lingkungan Sumber dan Lingkungan Mekar sudah terbiasa turun-naik di jalan itu. Hanya saja, yang paling dikhawatirkan masyarakat khususnya nelayan ketika terjadi hujan. Jalan licin dan dinding-dinding tebing bertekstur tanah kapur itu menjadi rawan longsor.

“Sejak 2020 sampai sekarang, setiap hujan pasti kita was-was terus. Baru-baru tanggal 22 Maret 2022 ini ada dua titik yang longsor parah. Itu terjadi tengah hari (sekira pukul 12.34 Wita). Untungnya waktu tidak ada korban jiwa, hanya perahu nelayan yang tertimpa reruntuhan tebing,” ujarnya.

  • Bagikan