Tim UHO Teliti Peluang Ekonomi Pesisir Baubau

  • Bagikan
Tim ahli UHO melaksanakan seminar awal tentang rencana analisis peluang peningkatan pendapatan nelayan, di aula Balitbang Baubau, Jum'at (16/9). Tim ini akan meneliti kehidupan ekonomi nelayan pesisir di Kota Baubau hingga November 2022. (Foto Texandi)
Tim ahli UHO melaksanakan seminar awal tentang rencana analisis peluang peningkatan pendapatan nelayan, di aula Balitbang Baubau, Jum'at (16/9). Tim ini akan meneliti kehidupan ekonomi nelayan pesisir di Kota Baubau hingga November 2022. (Foto Texandi)

“Tadi (seminar awal) ada dari nelayan mengatakan bahwa sumber daya wilayah pesisir baubau itu tiap tahun semakin menurun akibat dari peningkatan jumlah penduduk dan industri di wilayah pesisir. Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, maka penduduk miskin di wilayah pesisir akan bertambah,” tuturnya.

Ia menambahkan, hasil penelitian ini nantinya akan diberikan ke Pemkot Baubau untuk menjadi referensi dalam menyusun kebijakan terkait kesejahteraan nelayan. “Output dari sisi nelayan yaitu bagaimana ini bisa mendorong pemberdayaan para nelayan,” pungkas Yohanes.

Sementara itu, seorang tokoh Kelurahan Kalialia Kecamatan Lealea, Agus Kabolosi mengungkapkan, saat ini nelayan di daerah itu belum bisa membudidayakan rumput laut secara nyaman. Pasalnya, limbah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kelurahan Kolese ditengarai menjadi penyebab minimnya hasil produksi rumput laut.

“Kalau sudah musim hujan itu limbahnya turun ke air laut. Ini sudah berlangsung sejak PLTMG itu menggunakan solar sebagai bahan bakarnya. Kita sudah mengeluh ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Baubau agar minimal memfasilitasi sosialisasi tentang dampak lingkungan PLTMG itu, tapi belum ada respon,” terang Agus.

Menurut dia, ada sekira 30 petani rumput laut di Kalialia yang terdampak dari aktivitas PLTMG tersebut. Pada dasarnya, petani rumput laut hanya menginginkan ada sosialisasi agar bisa mengetahui dampak dan metode penanganan limbah tersebut.

“Supaya kami bisa tahu kapan harus mengurangi volume menanam bibit rumput laut. Tapi, kalau tidak ada informasi dari DLH dan PLTMG, maka volume penanaman dari Januari sampai Desember itu sama saja,” pungkasnya.(exa)

  • Bagikan