Pedagang Ubi di Wameo Kecewa tak Dapat Bantuan Jokowi

  • Bagikan
Wa Usa, salah seorang pedagang ubi jalar di pasar Wameo yang tidak kebagian amplop dari Jokowi, Selasa 27 September 2022 lalu. Mereka sudah menyetor foto copy KTP karena dijanji diberikan bantuan Rp 1,2 juta.(Foto Texandi)
Wa Usa, salah seorang pedagang ubi jalar di pasar Wameo yang tidak kebagian amplop dari Jokowi, Selasa 27 September 2022 lalu. Mereka sudah menyetor foto copy KTP karena dijanji diberikan bantuan Rp 1,2 juta.(Foto Texandi)

BAUBAU – Sejumlah pedagang ubi jalar merasakan pengalaman getir saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi pasar Wameo Kota Baubau, Selasa (27/9) lalu. Mereka tak kebagian bantuan Rp 1,2 juta, padahal sudah menyetor foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Para penjual hasil kebun itu mayoritas mak-mak tua. “Kita dimintai KTP dijanji katanya ada uang satu juta dua ratus ribu. Kita bilang tidak usah mi yang 200 ribu itu cukup satu juta saja. Tau-taunya tidak ada,” ungkap Wa Usa – salah seorang pedagang ubi jalar ditemui di lapaknya di Pasar Wameo, Jum’at (30/9).

Menurut dia, foto kopi KTP-nya itu diminta oleh ke pengelola pasar. “Tapi, kita tidak tahu dia bawa di mana itu foto kopi KTP. Kita hanya tahu akan mendapatkan satu juta dua ratus ribu dari Presiden,” tutur Wa Usa.

Hal serupa juga dialami Muzia. Ia mengaku ada enam penjual ubi jalar lainnya yang juga sudah menyetor foto kopi KTP. “Dia bilang begini kalau kamu orang mau setor KTP ini ada bantuan dari Jokowi katanya satu juta dua ratus ribu. Kita setor mi KTP,” ujar Muzia.

Faktanya, dia tidak mendapatkan apapun ketika Jokowi berada di salaj satu gedung pasar Wameo. Ironisnya, ia malah mendapat perlakuan tidak enak kala mendekati lokasi pembagian amplop yang diketahui berisi Rp 1,2 juta itu.

Waktu kita lihat pak Jokowi datang dengan amplopnya uang, kita pergi mi, malah dia (oknum pengelola pasar) usir kita. Katanya kamu orang penjual di luar tidak dapat, khusus di dalam ini. Jadi, kita mundur mi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pasar Wameo, La Ode Muhammad Syahrir mengakui pihaknya melakukan pengumpulan foto kopi pedagang itu. Namun, pihaknya membantah jika janji pemberian bantuan itu hanya tipu-tipu.

“Itu betul. Selain penjual di dalam bangunan, kita juga memang diarahkan mencari 100 orang PKL di luar bangunan seperti penjual kelapa, kue, kasoami, ubi, pentolan, dan bakso,” benar Syahrir dikonfirmasi di Wameo.

  • Bagikan