Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu ‘Umar. Rasulullah SAW pernah melakukan tawaf dengan membawa unta yang telinganya terputus sebagian pada hari Fath Makkah (Pembebasan Mekah).
Beliau kemudian menyentuh tiang Ka’bah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana.
Rasulullah memuji Allah, mengagungkan-Nya, dan kemudian beliau berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam: orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya. Kemudian Rasulullah membaca Surah Al-Hujurat Ayat 13.
Rasulullah kemudian bersabda, “Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian.”
Dalam Alquran ada kalanya Allah menyebut dengan ‘Ya Ayyuhannas’ yang berarti maknanya memiliki pesan universal untuk umat manusia. Tapi ada kalanya Allah dalam firman-Nya menyatakan ‘Ya Ayyuhallazina Amanu’ yang biasanya spesifik untuk umat Islam.
Pesan perdamaian dan persaudaraan dalam Surah Al-Hujurat Ayat 13 memiliki pesan universal untuk umat manusia. Tuhan sebenarnya bisa saja menjadikan manusia sama dalam dalam banyak hal tanpa ada perbedaan. Akan tetapi hal itu tidak dikehendaki Tuhan. Tuhan ingin kita berbeda supaya lebih indah dalam bingkai persaudaraan kemanusiaan. (*)