TP-PKK Baubau Gigih Membebaskan Balita dari Stunting

  • Bagikan
Wa Ode Nursanti Monianse
Wa Ode Nursanti Monianse

“Indikator keluarga berisiko stunting antara lain tidak memadainya kondisi rumah, sanitasi, kesehatan, gizi, usia perkawinan. Kita sekarang bagaimana mengevaluasi dan mengedukasi masyarakat supaya masalah-masalah gizi buruk balita itu segera diantisipasi,” pungkasnya.

Stunting ini merupakan salah satu perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau. Bahkan, Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse dalam suatu kesempatan pernah menggambarkan stunting sebagai momok berbahaya bagi bangsa.

“Kita harus mengubah cara berpikir jadi takut stunting. Kalau tidak ada rasa ketakutan, maka kita tidak akan pernah berhasil mencegah stunting ini. Sehingga penanganan (stunting) ini harus dengan bergerak bersama,” kata Monianse saat membuka orientasi pemanfaatan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) beberapa waktu lalu.

Politisi PDI-Perjuangan ini mengatakan, pelibatan salah satu petinggi TNI dalam ‘perang’ melawan stunting membuktikan bahwa pemerintah tidak main-main dalam penanganan masalah nasional tersebut. “Ini menandakan (stunting) merupakan ancaman yang serius bagi bangsa,” tuturnya.

Di Baubau, beber mantan anggota DPRD ini, pihaknya mencatat setiap 1.000 anak lahir terdapat sekira 27 orang mengalami stunting. Pun, ia mendorong semua pihak untuk terlibat dalam penanganan stunting demi menciptakan generasi bangsa yang sehat dan kuat.

“Stunting ini bukan saja urusan BKKBN dan Dinas Kesehatan. Sebab, stunting bukan hanya dari faktor kesehatan, tapi juga bisa muncul dari kerusakan infrastruktur seperti jalan berlubang-lubang yang mengguncang tubuh dan minimnya penyediaan air bersih,” tandasnya.(exa)

  • Bagikan