TP-PKK Baubau Gigih Membebaskan Balita dari Stunting

  • Bagikan
Wa Ode Nursanti Monianse
Wa Ode Nursanti Monianse

BAUBAU – Angka Bayi di Bawah Lima Tahun (Balita) penderita stunting di Kota Baubau turun menjadi 9,3 persen. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dianggap punya peran kunci dalam keberhasilan ini.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Baubau mengakui hal itu. TP-PKK Baubau yang dikomandoi Wa Ode Nursanti Monianse dinilai punya andil besar mengedukasi masyarakat terutama keluarga yang berisiko melahirkan bayi stunting.

“Kami mengapresiasi Tim penggerak PKK bersama stakeholder yang rutin memberikan konseling, dan penyuluhan di lapangan. Jadi, ibu-ibu tim penggerak PKK ini termasuk ujung tombak dalam upaya penurunan stunting di Kota Baubau,” kata Kepala DPPKB Kota Baubau, Ali Arham dikonfirmasi di kantornya, (26/12).

Menurut dia, pihaknya menilai lembaga yang dipimpin Wa Ode Nursanti cukup aktif memberikan pemahaman tentang bahaya dan pencegahan stunting. Keluarga-keluarga berisiko stunting diedukasi agar rajin memeriksakan bayi ke Posyandu dan memeriksakan diri ke Puskesmas.

“Kader-kader bina keluarga balita di setiap kelurahan dan dasawisma di bawah binaan ibu ketua itu sangat berperan besar. Mereka ini hampir setiap saat melakukan kunjungan rumah ke rumah utamanya kepada keluarga yang berisiko stunting itu,” ujarnya.

Berkat kegigihan TP-PKK, tutur mantan Kepala Dinas Pariwisata Baubau ini, penghujung tahun 2022 ini, jumlah balita stunting di Baubau turun jadi 9,3 persen. Padahal hasil pendataan 2021 lalu, pihaknya mencatat ada 27 persen atau 17.747 keluarga berisiko stunting.

“Rilis 2021 lalu itu, persentase keluarga berisiko stunting kita urutan enam dari 17 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kemudian, rapat koordinasi baru-baru ini, Dinas Kesehatan provinsi merilis angka balita stunting di Baubau di angka 9,3 persen. Jadi, penurunannya sangat signifikan,” terangnya.

Lebih jauh, jelas dia, stunting adalah adalah gagal tumbuh dan kembang karena kekurangan gizi pada anak. Di mana, panjang tulang tangkai normalnya 70 cm, tapi hanya tumbuh 40 cm akibat kekurangan gizi.

  • Bagikan