“Jadi sudah ada koordinasi, ketakutannya karena dia lihat temannya katanya setelah anaknya operasi dia dimintai biaya Rp 200 juta. Itu makanya kami minta kemarin kalau ada pengantar untuk operasi nanti kami dari BPJS Kesehatan Baubau juga bantu koordinasi dengan BPJS Kesehatan di sana untuk pastikan tidak ada biaya nanti sama halnya dengan operasi yang pertamanya tidak ada biaya operasi atau biaya lainnya yang dibayar di Rumah Sakit oleh keluarga pasien,” terang Amrin.
BPJS Kesehatan juga akan mengawal proses operasi dan memastikan untuk operasi kedua MSSA semua gratis.
“Kami sudah tukaran nomor jadi kalau sudah dijadwalkan operasi di sana tentunya kami akan melakukan komunikasi untuk mengawal supaya anaknya bapak ini mendapat layanan di Rumah Sakit Harapan Kita. Seluruh operasinya gratis,” tambahnya.
“Operasinya semua ditanggung BPJS Kesehatan seperti pertamanya, operasi kedua dia khawatir ada yang tidak ditanggung dan itu yang akan saya bantu kawal, nanti operasi kedua sama perlakuannya seperti operasi pertama tadi. Tidak ada yang dibayar oleh keluarga pasien,” sambungnya.
Ia mengakui untuk melakukan operasi di Rumah Sakit Harapan Kita harus menunggu waktu beberapa bulan dikarenakan pihak Rumah Sakit memiliki banyak pasien sehingga setiap pasien yang akan melakukan operasi akan masuk di daftar tunggu, dan hal itu yang membuat keluarga pasien banyak mengeluarkan uang untuk biaya hidup.
“Untuk biaya hidup, karena ini nanti baru mau konsul pertama untuk operasi kedua karena masih masuk daftar tunggu karena di Rumah Sakit Harapan Kita itu banyak sekali pasien. Jadi kalau sudah sampai di sana tidak langsung pulang lagi dan harus menunggu di sana untuk jadwal operasi,” pungkasnya. (*)
