Pada suatu hari mereka memutuskan pindah ke Waruruma, yang pada masa itu merupakan lahan kosong dan baik untuk bercocok tanam. Mereka berhenti pada suatu lembah antara Perumnas Waruruma dan Jalan Lingkar Bungi-Karya Baru.
Ketika salah seorang dari rombongan itu mulai memotong kayu untuk membuka lahan tiba-tiba muncul suara dari pohon itu memperkenalkan diri, saya bernama Wamoono, Cucu dari Waruma, saya pemilik lahan ini dan saya mengizinkan kalian berkebun di sini. Waruma dalam sejarahnya merupakan tokoh dari keturunan mereka yang datang itu. Karena itu, nama nenek moyang mereka Waruma diabadikan menjadi nama kampung mereka yaitu Waruruma.
Jadi dalam rapat itu memutuskan tiga hal penting yaitu pertama, sepakat kelurahan Waruruma mekar, kedua sepakat nama Kelurahan baru itu adalah Wamoono, ketiga sepat dengan batas wilayah mulai dari jalan masuk samping Polsek Kokalukuna, belalang SMPN 5, masuk jalan Kantor Camat dan masuk jalan penghubung Perumnas – Jalan Lingkar sampai Jalan Lingkar melewati lembah Wamoono.(ram)