Kasambu Sambu ke-23. Bahasa Pancana-Austronesia, Rasman Sebut Relasi Narasi Maritim

  • Bagikan

PJ Wali Kota Baubau, Dr Muh Rasman Manafi menyatakan semua yang berulang harusnya dilakukan lebih dari satu kali.

Ia mengapresiasi acara Kasambu Sambu yang digelar kali ke-23 seraya berharap agar terus dipertahankan.

“Ini adalah bentuk dari upaya menjaga silaturahim dan mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah di negeri kita. Ini adalah bagian yang wajib dilestarikan sebagai orang Buton. Buton adalah dalam rumpun austronesia, kalau yang belajar sejarah antropologi, daratannya mulai dari Australia, Papua, sampai ke Filipina. Inilah paparan Austronesia,” jelasnya dalam pidatonya diacara Pesta Adat Kasambu Sambu, Minggu (14/4) lalu.

Dijelaskan, sebelah paparan Austronesia, paparan Sunda, meliputi Sumatera, Kalimantan. Ciri khas paparan Austronesia wilayahnya dalam kilometer lautnya sampai ke Hawai.

Kata dia, paparan Austronesia banyak turunan bahasanya, salah satunya adalah Bahasa Pancana yang digunakan diacara Kasambu Sambu.

Lebih jauh, Rasman menjelaskan, sua Ciri khas Bahasa Pancana, pertama, bahasanya digunakan masyarakat yang hidup berpindah-pindah dari pulau ke pulau, bukan dari daratan ke daratan.Sehingga ada yang ke Madagaskar, Hawai.

Sama dengan Bahasa Austronesia yang dilanjutkan Pancana, adalah orangnya tinggal di pesisir dan berpindah-pindah.

Kedua, kata Rasman, Bahasa Austronesia ciri bahasa bangsa maritim. Kalau dilestarikan bagian memelihara budaya maritim.

“Sehingga pada saat rencana pembangunan Baubau 20 tahun ke depan, tuangkan narasi maritim didalam pembangunan Kota Baubau. Karena kalau narasinya kita adopsi, maka semua budaya maritim, termasuk hari ini akan dilestarikan,” ulasnya.

  • Bagikan