NEONATAL Intensive Care Unit (NICU) RSUD Baubau merupakan layanan unggulan. Berikut penuturan Direktur dr H Sadly Salman SpOG kepada wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu dalam wawancara belum lama ini untuk memanjakan pasien bayi.
Bisa dijelaskan soal fasilitas NICU yang dimiliki oleh RSUD yang ini adalah merupakan layanan unggulan RSUD Kota Baubau?
Rumah Sakit Baubau kita punya layanan unggulan yaitu Neonatal ICU. Ini merawat bayi baru lahir sampai umur sebelum satu bulan.
Neonatalis ini dikhususkan bagi bayi-bayi dengan masalah yang sangat kompleks. Tingkat kematian maupun pemakaian alat-alatnya serba mahal.
Alhamdulillah kita punya ada sekitar 18 tempat tidur untuk ICU dan dua tempat tidur untuk yang isolasi sifatnya, dengan penyakit sangat menular. Saat ini, Neonatalis ini dalam keseharian selalu full bed. Karena kami menerima banyak sekali rujukan rumah sakit yang ada di Buton Kepulauan. Sampai di Pulau Muna pun kami melayani.
Untuk itu, kamu sebenarnya kewalahan karena sebaiknya harusnya disetiap rumah sakit layanan punya NICU. Tapi saat ini semua dirujuk di RSUD Kota Baubau.
Mengapa kami menjadikan pelayanan atau unggulan karena paling besar cost rumah sakit diambil. Bahkan perawatannya sangat-sangat mahal. Kadang-kadang malah nanti kita bisa nombok.
Klaim yang diberikan ke kami dengan ditambah dengan pemakaian, kadang-kadang sangat mepet. Sehingga menurut kami NICU salah satu tempat yang menyeranp banyak sekali kamu punya resource.
Berapa lama beroperasi?
Alhamdulillah NICU sudah beroperasi sejak tahun 2020 dan makin berkembang sekarang. Sampai di 19 tempat tidur ini dimulai di tahun 2023.
Kami punya tiga orang untuk dokterspesialis. Menurut kami ini sangat mumpuni dan sangat rela berkorban, karena Neonatalis ini sangat kompleks.
Pasiennya kan tidak bisa memberi tahu apa sakitnya. Sehingga kita harus banyak memakai reagen-reagen laboratorium. Kita memakai alat bantu nafas, kita memakai alat foto terapi untuk kalau dia kuning dan lain-lainnya.
Sangat menguras sekali keuangan RSUD. Tapi mau tidak mau harus kita lakukan, demi untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Agak kami khawatir kalau seandainya pasien masuk kita harus harus rawat sampai selama mungkin. Itu akan menghabiskan banyak uang rumah sakit.
Kalau kami mau rujuk, jika kita melakukan untuk rujukan, kadang-kadang keluarga pasien tidak mau dirujuk. Alasannya karena tidak tega anak bayi masih umur berapa hari harus dibawa ke Kendari atau Makassar. Akhirnya kami tetap merawat selama mungkin. Sampai bayi membaik atau malah sebaliknya.
Sehingga NICU ini saat kami butuhkan. Kami berharap sebaiknya kita akan nambah lagi proporsi tenaga, maupun alat-alat, ataupun bed-nya. Karena saking banyaknya atau tingginya angka kelahiran, atau tingginya kasus-kasus bayi yang baru lahir dan memerlukan Neonatalis.
Di wilayah Buton Kepulauan, paling hanya Siloam saja yang punya NICU. Itu pun cuma dua bed. Kami sampai ada 19 dan itu pun full bed.
Dengan kondisi yang ada saat ini, idealnya berapa jumlah bed?
Kalau saya sih, mungkin diangka 30 bed masih bisa. Tapi itulah tadi, kami berarti harus butuh SDM yang banyak. Karena satu bed ditangannya oleh satu perawat. Saking kompleksitasnya perawatan di Neonatalis.
Sementara saat ini, dengan tenaga ASN di ruangan NICU yang terbatas, kami harus terpaksa harus di-back up dengan tenaga kontrak.
Idealnya yang bekerja disitu semua harus ASN. Sehingga lebih ideal lagi kami melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja perawatan.